YOGYAKARTA – Baik dalam pernikahan yang sudah lama maupun pasangan baru, komunikasi sangat penting dalam hubungan ini. Sebab, dengan komunikasi secara terbuka, efektif, dan asertif sehingga setiap orang yang berpasangan bisa mengungkapkan kebutuhan serta bisa saling menghormati satu sama lain. Belum lagi, komunikasi adalah kunci dari saling percaya, landasan hubungan pernikahan langgeng.
Untuk pasangan yang sudah lama menikah, kadang komunikasi bisa sangat sederhana. Saling memandang, atau dengan gestur tubuh tertentu, pasangannya sudah mengenal apa yang dimaksud. Namun perlu dipahami, dalam pernikahan ada lima tingkatan komunikasi yang wajib diimplementasikan, antara lain berikut ini.
1. Mengucapkan frasa yang umum digunakan
Frasa yang tidak terlalu berarti tetapi berfungsi memperlancar jalannya percakapan, seperti “Apa kabar?” atau “Apakah harimu menyenangkan?” sering kita gunakan setiap hari. Awalnya hanya terkesan basa-basi, tetapi frasa umum ini bisa membuka pembicaraan yang lebih personal dan intens.

2. Mengkomunikasikan permintaan berdasarkan fakta
Ini adalah tingkatan komunikasi selanjutnya. Paling umum dikomunikasikan ketika memulai hari, misalnya “Bisakah minta tolong membeli susu lagi dalam perjalanan pulang nanti?”. Komunikasi ini mengungkapkan permintaan berdasarkan fakta. Bisa juga permintaan tolong untuk memperbaiki kendaraan, atau peralatan di rumah.
Komunikasi pada tingkat ini, cepat dan sederhana. Tidak banyak memasukkan aspek perasaan atau emosi apapun. Tetapi diungkapkan supaya memperjelas peran dan prioritas setiap orang yang berpasangan.
3. Menyatakan pendapat, ide, perasaan, dan fakta
Komunikasi pada level ini setingkat lebih rumit, karena menyangkut opini, melibatkan perasaan, berpijak pada fakta, sekaligus membuka diskusi untuk mencari solusi. Tentu saja diskusi yang terbuka dan menghargai pendapat setiap orang yang terlibat, yaitu Anda dan pasangan Anda. Cara ini terbaik untuk pembicaraan yang lebih dalam. Diungkapkan dengan saling mendengarkan penuh perhatian serta kepedulian. Melansir Marriage, Kamis, 23 Januari, sebaiknya tingkat komunikasi ketiga ini harus dilakukan dengan hati-hati. Hindari mengkritik atau menguliahi pasangan Anda.
BACA JUGA:
4. Berbagi perasaan dan emosi
Tingkat selanjutnya, tampak mengabstraksikan pengalaman serta fakta. Karena melibatkan perasaan serta emosi sehingga menyiratkan pasangan telah mencapai hubungan emosional tertentu. Tingkat komunikasi keempat ini memungkinkan Anda dan pasangan bersikap terbuka dan berbagi kerentanan satu sama lain.
Perlu dipahami, tingkat komunikasi dengan berbagi perasaan dan emosi ini, paling perlu upaya besar. Karena setelah mencapainya, hubungan yang aman, terjamin, kokoh, dan rasa hormat, dan kejujuran akan terbangun.
5. Menyuarakan dan mendengarkan kebutuhan satu sama lain
Pasangan yang menyuarakan dan mendengarkan kebutuhan satu sama lain secara seksama, memungkinkan mereka berkomunikasi secara aktif dan memahami satu sama lain. Ini adalah tingkat yang sangat memuaskan untuk berkomunikasi. Sebab ini membuktikan ada rasa nyaman dan keintiman dalam pernikahan. Komunikasi tingkat ini juga berguna meredakan ketegangan dan menemukan solusi atas konflik yang terjadi.
Tingkatan komunikasi dalam pernikahan di atas, perlu dilakukan secara berkelanjutan. Tidak hanya mengungkapkan hal-hal sederhana keseharian. Tetapi juga tentang harapan serta kemajuan dalam hubungan pernikahan yang sehat serta menyejahterakan setiap orang yang berkomitmen.