Bagikan:

JAKARTA - Makanan yang dimasak dengan cara dibakar atau dipanggang sering kali menjadi favorit banyak orang. Aroma dan rasa khas yang dihasilkan dari proses pembakaran membuat hidangan seperti sate, ayam bakar, atau ikan panggang sulit untuk ditolak.

Namun, di balik kenikmatan ini muncul kekhawatiran, benarkah makanan serba dibakar dapat menyebabkan kanker?

Dilansir VOI dari laman WebMD pada Senin, 30 Desember 2024, ketika makanan dimasak pada suhu tinggi, terutama karbohidrat seperti roti atau kentang, senyawa kimia bernama akrilamida dapat terbentuk.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar akrilamida yang sangat tinggi dapat menyebabkan tumor pada hewan. Namun, studi pada manusia tidak menemukan bukti kuat bahwa akrilamida dalam makanan meningkatkan risiko kanker. Artinya, hubungan antara makanan yang terlalu matang atau gosong dengan kanker pada manusia masih belum meyakinkan.

Selain itu, ada bukti kuat yang mengaitkan konsumsi daging olahan seperti sosis, daging asap, dan ham dengan risiko kanker, khususnya kanker kolorektal. Pada tahun 2015, International Agency for Research on Cancer (IARC) mengklasifikasikan daging olahan sebagai karsinogen Grup 1, yang berarti ada hubungan kuat antara konsumsi daging olahan dan risiko kanker.

Makanan ultra-olahan lainnya, seperti makanan kaleng, mie instan, dan minuman bersoda, juga mungkin meningkatkan risiko kanker. Namun, bukti yang mengaitkan makanan ini dengan kanker tidak sekuat bukti untuk daging olahan.

Diet kaya makanan nabati seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian dapat membantu mengurangi risiko kanker. Namun, penting untuk dicatat bahwa tidak ada satu jenis makanan super yang dapat sepenuhnya mencegah kanker.

Menurut para ahli, nutrisi yang baik lebih mengandalkan pola makan keseluruhan, kesehatan metabolik, aktivitas fisik, dan faktor genetik.

"Tidak ada bukti kuat bahwa satu makanan saja dapat mencegah kanker," kata Christine Zoumas, seorang ahli diet dan direktur Program Makan Sehat di University of California San Diego Moores Cancer Center.

Semua sel dalam tubuh kita, termasuk sel kanker, menggunakan molekul gula (karbohidrat) sebagai sumber energi utama. Namun, gula bukan satu-satunya sumber energi. Sel juga dapat menggunakan nutrisi lain, seperti protein dan lemak, untuk tumbuh.

"Tidak ada bukti bahwa hanya dengan mengurangi gula dari diet, kanker akan berhenti menyebar," kata Carrie Daniel-MacDougall, PhD, MPH, seorang epidemiolog nutrisi di MD Anderson Cancer Center.

"Jika sel kanker tidak mendapatkan gula, mereka akan mulai memecah komponen lain dari sumber energi dalam tubuh." lanjutnya.

Meski begitu, para ilmuwan sedang meneliti apakah diet tertentu dapat memperlambat pertumbuhan tumor. Misalnya, beberapa bukti awal dari uji coba pada tikus dan manusia menunjukkan bahwa diet ketogeni, rendah karbohidrat dan tinggi lemak dapat membantu memperlambat pertumbuhan beberapa jenis tumor jika dikombinasikan dengan perawatan kanker standar seperti radiasi dan kemoterapi.

Mengurangi gula tidak akan menghentikan pertumbuhan kanker, tetapi bukti awal menunjukkan bahwa diet rendah karbohidrat dapat meningkatkan efektivitas beberapa pengobatan kanker.

Selain itu, meskipun makanan yang dimasak dengan cara dibakar menghasilkan senyawa kimia tertentu, bukti ilmiah tentang hubungan langsungnya dengan kanker pada manusia masih belum cukup kuat. Dengan menjaga pola makan seimbang dan menerapkan gaya hidup sehat, Anda tetap dapat menikmati makanan favorit tanpa khawatir berlebihan.