Studi: Kehidupan Paling Bahagia Dialami Usia 30-an Hingga 40 Tahun ke Atas
Ilustrasi momen paling bahagia (Unsplash/Courtney Cook)

Bagikan:

JAKARTA – Setiap orang menginginkan bahagia meski definisi bahagia tidak pasti, tergantung latar belakang budaya, kebiasaan, dan situasi demografis. Namun secara umum, kebahagiaan adalah emosi positif yang dirasakan dalam waktu yang tidak ditentukan.

Romeo Vitelli, Ph.D., seorang psikolog yang bekerja di Toronto, Kanada menjelaskan bahwa berdasarkan penelitian, kebahagiaan sebenarnya cenderung meningkat dari waktu ke waktu, kecuali mengalami masalah kesehatan yang serius.

Seiring bertambahnya usia, seseorang menjadi lebih baik mengatur emosi dan memiliki momen positif untuk dikenang. Pada tahun 2015, dilansir Psychology Today telah dilakukan sejumlah penelitian yang mengamati bagaimana kebahagiaan tumbuh dan berubah sepanjang usia.

Studi lintas bidang yang pertama membandingkan orang dewasa dengan kelompok usia berbeda. Penelitian ini menunjukkan bahwa kebahagiaan paling tinggi dialami pada akhir masa remaja atau awal dewasa.

Penelitian lain dilakukan secara longitudinal, menunjukkan kebahagiaan terbesar dialami lansia. Pada usia pertengahan 20-an hingga akhir 30-an menemukan pengaruh positif dan lebih stabil secara emosional. Kemudian menurun selama 40-an dan perlahan-lahan naik mencapai puncak di usia 60-an.

Studi selanjutnya yang diterbitkan dalam jurnal Developmental Psychology melihat bahwa kebahagiaan berubah seiring waktu. Penelitian tersebut mengelompokkan dala dua sample, siswa sekolah menengah atas usia 18 hingga 43 tahun dan universitas senior dari usia 23 hingga 37 tahun.

Tim peneliti dari Universitas Alberta dan Universitas Brandeis mengukur beberapa faktor yang dipakai untuk mengukur kebahagiaan. Faktor tersebut antara lain harga diri, status perkawinan, pekerjaan, kesehatan fisik, dan tingkat pendidikan orang tua.  

Penelitian lain dilansir dari Neuroscience News, Kamis, 15 April, mengungkap momen paling bahagia dirasakan pada usia akhir 30-an hingga 40-an ke atas. Studi ini dilakukan selama 4 tahun dan menggunakan beberapa faktor yang menyokong kebahagiaan.

Hal-hal yang menyokong kebahagiaan dalam studi terakhir adalah kematangan mental, emosional, karir, hubungan asmara, dan skill dalam hidup secara umum.

Salah satu partisipan dalam penelitian tersebut, Lisa, 37 tahun, mengatakan bahwa lebih bahagia dengan kematangan emosional dan mental.

“Jika bisa kembali ke usia 20-an, fisiknya saja. Mental dan emosionalnya, tidak mungkin,” katanya singkat namun terang menandai fase-fase hidupnya.

Sejumlah penelitian di atas mungkin tidak berlaku bagi semua orang. Namun, merekam setiap fase hidup baik dilakukan untuk menandai bahwa sekecil apapun kebahagiaan, layak dinikmati.