Bagikan:

JAKARTA - Setiap hubungan pasti pernah dilanda masalah. Ketika pasangan meminta maaf karena telah mengacau, bagaimana cara Anda menghadapinya sangat penting. Untuk menjaga hubungan agar tetap langgeng, dilansir dari Marriage, Rabu, 18 Desember, memaafkan menjadi aspek yang krusial.

Memaafkan juga membuat Anda tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik. Hubungan adalah jalan dua arah. Jika ada masalah, Anda tidak bisa selalu menuding orang lain. Anda perlu mengarahkan jari ke diri sendiri dan melihat apa yang terjadi.

Mungkin saja pasangan berbohong atau mencoba menyembunyikan sesuatu dari Anda karena dia merasa diremehkan setiap kali berbicara tentang hal-hal yang disukainya itu. Jika Anda mampu memahami apa konsekuensi dari kata-kata dan tindakan yang disampaikan dan lakukan. Anda dapat menghindari perburukan masalah dengan menjaga sikap dan memaafkan pasangan.

Kembangkan rasa belas kasih

Belas kasih sering kali merupakan hal terakhir yang bisa Anda berikan kepada orang yang menyakiti. Namun, untuk memaafkan Anda harus mampu melihat sedikit sisi kemanusiaan dalam diri pasangan. Ingatlah bahwa pasangan kemungkinan memiliki luka batinnya sendiri, yang memengaruhi cara dia berinteraksi dengan orang lain. Hal ini tidak membenarkan perilaku dia yang salah, tetapi hal ini dapat membuat Anda merasa cukup berempati untuk memaafkan demi pernikahan Anda.

Hadapi luka sebelum memaafkan

Anda mungkin tidak merasa perlu meminta maaf atas setiap hubungan yang rusak. Namun, jika masih ingin bersama dengan pasangan yang sudah menyakiti, coba bicarakan akar masalah dengan pasangan agar hubungan dapat berlanjut. Untuk luka yang serius, luangkan waktu mengatasi rasa sakit secara pribadi atau dengan dukungan teman yang dapat dipercaya. Pun, bisa dengan mendatangi terapis profesional sebelum Anda menghadapi pasangan. Tujuannya yaitu meredakan emosi yang paling mudah meledak, yang berkaitan dengan rasa sakit tersebut sebelum berhubungan kembali dengan orang tersebut.

Ambil waktu istirahat

Untuk masalah yang relatif kecil, lebih baik ambil waktu menenangkan diri terlebih dahulu. Ini akan memungkinkan Anda bersikap lebih objektif dalam konfrontasi dan lebih jelas tentang apa yang sebenarnya mengganggu Anda. Setelah lebih tenang mintalah pasangan menjelaskan apa yang dia maksud untuk memastikan Anda menafsirkan perilakunya secara akurat.

Hindari tuduhan karakter dan makian

Jangan membuat tuduhan yang tidak berdasar tentang karakter seseorang (misalnya, "Kamu orang yang buruk") dan jangan pernah menggunakan makian. Taktik seperti itu tidak adil dan hampir selalu memancing reaksi bermusuhan dari orang lain. Anda mungkin merasa lega sesaat dengan menggunakan bahasa seperti itu, tetapi itu tidak akan membantu mendapatkan apa yang sebenarnya dicari, yakni pengesahan atas perasaan dan ekspresi penyesalan dari pasangan.

Memaafkan merupakan proses berkelanjutan

Bahkan setelah konfrontasi, Anda mungkin masih menemukan diri berjuang melawan perasaan dendam. Permintaan maaf, jika ada terasa tidak memuaskan. Bahkan jika permintaan maaf itu memuaskan, Anda mungkin masih menemukan perasaan dendam lama muncul dari waktu ke waktu. Akui saja rasa sakit itu saat muncul dan perbarui batin Anda untuk memaafkan. Memaafkan mungkin tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi dengan memperbarui komitmen Anda untuk memaafkan, Anda membersihkan hati dan menyelamatkan pernikahan di masa depan.