YOGYAKARTA – Kabar seorang ibu yang tega menyakiti anaknya tidak hanya sekali atau dua kali muncul di berbagai media pemberitaan. Kondisi tersebut terjadi bukan tanpa sebab. Ada alasan psikologi ibu tega menyakiti anaknya sendiri.
Artinya kondisi psikis tertentu yang diidap oleh seorang ibu bisa mendasari perilaku abuse terhadap anaknya sendiri.
Alasan Psikologi Ibu Tega Menyakiti Anaknya
Dilansir dari situs Bethanywebster, alasan seorang ibu tega menyakiti anaknya sendiri kerap terkait dengan berbagai hal seperti trauma masa lalu, kondisi stres yang dialaminya, atau bisa terjadi karena faktor lingkungan.
Sebagai contoh, seorang ibu yang pernah menjadi korban kekerasan anak di masa kecilnya cenderung mengulang pola psikis tersebut kepada anaknya. Artinya seorang ibu yang pernah menjadi korban kekerasan saat kecil punya potensi melakukan hal yang sama terhadap anaknya. Pola ini dikenal dengan siklus intergenerational cycles of trauma.
Seorang ibu yang pernah mengalami trauma kekerasan masa kanak-kanak ounya kemungkinan tak memiliki keterampilan emosional yang cukup untuk merawat dan membesarkan anak mereka dengan baik.
Pengalaman kekerasan itu secara alami mengubah cara otak sang ibu dalam merespon stres, dimana kondisi itu sering terjadi saat membesarkan anak. Ketika stres terjadi, ibu akan sulit bersikap tenang nantinya.
Kondisi psikis ibu yang bermasalah tidak hanya datang dari pengalaman kekerasan dari masa kecil, namun bisa datang dari faktor lingkungan, dilansir dari Parenting for Brain. Misalnya karena kondisi ekonomi yang serba kekurangan atau karena dukungan sosial yang sangat kurang.
Bahkan rasa lelah karena mengemban tanggung jawab sebagai orang tua juga mampu meningkatkan risiko seorang ibu melakukan abuse kepada anaknya sendiri. Hal itu dipicu karena stres ekonomi, waktu istirahat yang kurang, serta keterbatasannya dalam mengakses dukungan dari orang-orang di sekitarnya.
Faktor-faktor eksternal di luar dirinya itu akan memicu parental burnout yang berujung pada perilaku kekerasan tidak hanya kepada anaknya sendiri, namun ditujukan kepada anak lain yang menjadi tanggung jawabnya.
BACA JUGA:
Dampak Kekerasan Anak
Kekerasan yang dilakukan terhadap anak, baik dilakukan oleh ibu atau orang terdekatnya, memicu masalah yang serius. Kekerasan tersebut mencakup pelecehan fisik, psikis, emosional, seksual, serta pengabaian.
Dampak kekerasan yang diterima anak tidak hanya berujung pada masalah kesehatan namun juga pada kemungkinan lain. Misalnya, anak yang punya pengalaman menjadi korban kekerasan kemungkinan besar akan mengalami kesulitan dalam kinerja akademisnya.
Selain itu anak jadi sulit mengurai tantangan sosial dan condong pada keikutsertaannya terhadap perilaku berisiko tinggi.
Ibu sebagai orang paling dekat dengan anak secara biologis maupu spiritual diharapkan mampu menjadi tempat teraman bagi anak-anak. Kondisi itu harus didukung oleh semua pihak.
Itulah informasi terkait alasan psikologi ibu tega menyakiti anaknya. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.