Bagikan:

JAKARTA - Daniel Humm, koki berbintang Michelin yang juga pemilik restoran Eleven Madison Park, menyatakan minyak alga merupakan pilihan yang lebih sehat dan serbaguna dibandingkan minyak goreng biasa.

Minyak alga diperkenalkan melalui kolaborasi dengan Algae Cooking Club, yang bekerja sama dengan Humm untuk mempopulerkan produk ini.

Minyak alga dibuat dari mikroalga yang difermentasi dalam tangki besar berbahan baja tahan karat. Mikroalga tersebut diberi gula, yang kemudian diubah menjadi minyak oleh mikroorganisme melalui proses alami.

Minyak alga memiliki komposisi lemak yang unik, menjadikannya pilihan menarik bagi pecinta kuliner dan juru masak rumahan yang menginginkan minyak sehat tanpa mengorbankan rasa. Berdasarkan informasi dari Algae Cooking Club, minyak ini mengandung lemak tak jenuh tunggal Omega-9 sebanyak 93%, lemak tak jenuh ganda Omega-6 sebesar 3%, dan lemak jenuh hanya 4%.

Keunggulan lain dari minyak alga adalah fleksibilitasnya dalam berbagai metode memasak, seperti memanggang, menggoreng, hingga digunakan sebagai bahan dalam saus atau dressing. Dengan titik asap yang sangat tinggi, yakni 535 derajat Fahrenheit, minyak ini tetap menjaga rasa dan tekstur makanan, bahkan ketika digunakan pada suhu tinggi.

Sebagai perbandingan, minyak zaitun murni memiliki titik asap yang lebih rendah, sekitar 410 derajat Fahrenheit, sehingga penggunaannya terbatas pada suhu yang lebih rendah.

“Minyak alga ini sangat murni sehingga tidak meninggalkan rasa pahit atau gosong, bahkan ketika dipanaskan pada suhu tinggi. Ini alasan kami mulai menggunakannya untuk hidangan goreng di restoran kami. Selain itu, minyak ini tidak mengalahkan rasa alami bahan makanan, sehingga hidangan tetap terasa sesuai dengan bahan aslinya,” jelas Humm seperti dikutip Antara.

Minyak alga diproduksi melalui fermentasi alami yang mirip dengan proses pembuatan bir atau anggur. Metode ini tidak melibatkan pestisida, bahan kimia, atau aditif lain. Mikroalga menjadi bahan utama, menghasilkan minyak nabati berkualitas tinggi dengan cara yang lebih ramah lingkungan.

Dibandingkan minyak tradisional yang biasanya berasal dari praktik pertanian industri, produksi minyak alga membutuhkan jauh lebih sedikit lahan, air, dan karbon. Alga dapat menghasilkan lemak, protein, dan nutrisi hanya dalam beberapa hari, sehingga menawarkan alternatif berkelanjutan tanpa mengorbankan rasa atau kualitas.

Asam lemak Omega-9 dalam minyak alga memiliki sejumlah manfaat, seperti mengurangi risiko peradangan, penyakit jantung, dan beberapa jenis kanker. Dengan kandungan nutrisinya yang kaya, minyak ini bisa menjadi pilihan yang bermanfaat bagi mereka yang ingin menerapkan pola makan sehat.

Namun, penting untuk dicatat bahwa klaim-klaim terkait manfaat kesehatan, kandungan nutrisi, serta titik asap tinggi minyak alga masih memerlukan penelitian independen untuk memastikan validitasnya.

Selain manfaat kesehatannya, minyak alga juga memberikan kontribusi positif terhadap keberlanjutan lingkungan. Dengan teknologi produksi yang efisien dan lebih ramah bumi, minyak ini dapat menjadi alternatif menarik bagi individu yang peduli pada lingkungan sekaligus ingin menjaga pola makan sehat.