KARAWANG - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji, menyoroti kebiasaan ibu hamil yang suka maka sirih di beberapa daerah di Indonesia. Kebiasaan ini bisa memberikan dampak buruk bagi janin, salah satunya risiko stunting.
“Beberapa daerah masih ada ibu hamil yang nyireh (mengunyah sirih). Kandungan kapur dalam sirih dan zat besi yang masuk saat nyireh itu dapat memengaruhi kondisi janin,” ujar Wihaji pada kunjungannya di Desa Mulyasari, Karawang, pada Kamis, 5 Desember 2024.
Kebiasaan tersebut menunjukkan akan pentingnya edukasi yang langsung menyasar ke masyarakat, terutama ibu hamil mengenai pentingnya menjaga asupan makanan saat mengandung. Ini karena asupan makanan memengaruhi banyak hal bagi janin, termasuk risiko terkena stuntung.
Tak hanya itu, ibu hamil juga harus memahami dampak buruk dari praktik budaya tertentu terhadap kesehatan ibu dan anak.
“Ini salah satu kultur yang perlu kita edukasi. Edukasi adalah salah satu langkah utama untuk mencegah stunting. Kita tidak hanya bicara soal nutrisi, tapi juga kebiasaan yang bisa memengaruhi kesehatan ibu hamil dan anak,” tutur Wihaji.
BACA JUGA:
Wihaji juga mengatakan, dalam mengatasi permasalahan stunting di Indonesia diperlukan perhatian lintas sektor. Selain BKKBN, kementerian lain, pemerintah daerah, serta masyarakat harus bekerja sama untuk mengatasi hal tersebut.
Salah satu langkah yang dilakukan BKKBN adalah dengan pendekatan by name by address. Ini memastikan keluarga yang berisiko stunting mendapatkan perhatian yang sesuai, termasuk edukasi terhadap ibu hamil.
“Kita punya data keluarga risiko stunting (KRS). Hari ini, kita harus turun langsung ke lapangan dan menyelesaikan masalah dengan fokus. Tidak boleh hanya sekedar diskusi atau seminar,” pungkas Wihaji.
Seperti diketahui, prevalensi stunting menurut data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 tercatat 21,5 persen, dengan 8,7 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS). Angka ini harus diturunkan menjadi 18 persen di 2025, dan GENTING menjadi salah satu langkah untuk menurunkannya.