Bagikan:

YOGYAKARTA – Jamur populer untuk dimasak karena memiliki rasa yang umami. Diperkirakan pasar jamur fungsional secara global meningkat hingga lebih dari 19 miliar dolar pada tahun 2030, dilansir Allied Market Research. Namun karena banyak sekali jenis jamur, penting memahami apa itu jenis jamur fungsional yang mengandung adaptogen dan tidak beracun? Cek penjelasannya berikut ini.

Jamur memiliki ratusan varietas, sayangnya beberapa sangat beracun dan ada yang berefek psikedelik. Beberapa macam jamur lainnya, seperti yang kita tahu, bisa dimakan, sehat, dan bahan sempurna untuk kuliner. Ada juga varietas jamur yang memiliki manfaat fungsional bagi kesehatan, inilah yang disebut jamur fungsional. Menurut ahli diet bersertifikat dilansir RealSimple, Minggu, 1 Desember, jamur fungsional memiliki sifat adaptogenic dan manfaat kesehatan yang lebih dari sekedar nilai gizinya.

jenis jamur yang bersifat adaptogen dan tidak beracun
Ilustrasi jenis jamur yang bersifat adaptogen dan tidak beracun (Freepik/jannoon028)

Adaptogen adalah sifat tidak beracun, terutama pada ekstrak tumbuhan yang dianggap dapat meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan stres dan meningkatkan fungsi fisiologis normal. Adaptogen merujuk pada sekelompok senyawa yang ditemukan dalam makanan nabati yang membantu tubuh beradaptasi dengan stres dalam bentuk apapun, baik itu kimia, biologi, atau fisik. Itu artinya, kandungan dalam jamur tersebut membantu kita menangkal penyakit yang disebabkan stressor tertentu serta menjaga homeostasis internal tubuh. Apa saja jenis jamur yang bersifat adaptogenik tersebut? Berikut daftarnya.

1. Jamur surai singa

Jamur surai singa salah satu jenis jamur fungsional yang memiliki kemampuan memengaruhi kesehatan otak berkat sifat neurotropiknya. Faktor neurotropik mendorong pertumbuhan dan deferensiasi neuron, sel saraf di otak yang mengirim dan menerima informasi. Jamur surai singa juga dikaitkan dengan pengurangan peradangan otak serta pencegahan dan perlambatan penurunan kognitif bagi pasien Alzheimer.

Selain bermanfaat untuk otak, jamur surai singa juga bermanfaat anti-peradangan, anti-bakteri, dan anti-kanker. Jamur ini juga termasuk sumber vitamin B, seng, kalium, dan zat besi yang baik. Kandungan tersebut mendukung metabolisme energi yang sehat.

2. Jamur chaga

Jamur chaga mungkin sulit ditemukan dalam keadaan segar. Jamur ini mirip truffle dan memiliki bagian dalam berwarna oranye seperti kunyit. Menurut sebuah ulasan studi, jamur chaga terbukti merupakan antioksidan, anti-radang, anti-virus, dan bermanfaat menurunkan kolesterol. Jamur ini juga merupakan sumber beta-glukan, vitamin D, seng, vitamin B, tembaga, mangan, dan kalium yang baik. Tetapi jamur chaga tidak dianjurkan dikonsumsi berlebihan dari waktu ke waktu karena mengandung oksalat yang menyebabkan batu ginjal.

3. Jamur tremella

Jamur tremella juga dikenal sebagai jamur salju yang teksturnya halus dan bentuk berpita. Tremella adalah varietas jamur yang kemungkinan besar hanya dapat ditemukan dalam bentuk suplemen, baik bentuk bubuk, tingtur, atau kapsul. Satu tinjauan yang membuktikan tentang jamur ini diterbitkan tahun 2023 menunjukkan bahwa jamur tremella memiliki sifat antioksidan, anti-tumor, imunomodulasi, pengatur gula darah, dan neuroprotektif. Mirip dengan jamur lain yang dibahas di sini, tremella juga menawarkan vitamin B, vitamin D, seng, tembaga, kalsium, dan zat besi, yang mendukung kekebalan tubuh, tulang, dan sel darah yang sehat.

4. Jamur reishi

Di Tiongkok, jamur reishi juga ditambahkan dalam makanan sehingga populer. Dalam pengobatan tradisional, jamur reishi juga diyakini meningkatkan kesehatan dan umur panjang. Penelitian membuktikan, jamur fungsional yang satu ini bermanfaat terapeutik untuk peradangan tubuh, diabetes, gangguan neurologis, penyakit jantung, kanker, dan gangguan suasana hati.

jenis jamur yang bersifat adaptogen dan tidak beracun
Ilustrasi jenis jamur yang bersifat adaptogen dan tidak beracun (Freepik/stockking)

5. Jamur shiitake

Jamur shiitake mengandung banyak vitamin dan mineral penting, termasuk vitamin B, tembaga, dan selenium. Ini penting untuk menjaga tingkat energi dan mendukung fungsi kekebalan tubuh. Dalam 100 gram jamur shiitake, mengandung 2,5 gram serat makanan yang berkontribusi terhadap kesehatan pencernaan. Salah satu senyawa paling terkenal dalam shiitake adalah lentinan, beta-glukan yang telah diteliti kemampuannya untuk melawan infeksi. Lentinan juga terbukti bermanfaat dalam mendukung kesehatan kardiovaskular pada penderita diabetes.

6. Jamur tiram

Jamur fungsional selanjutnya, adalah jamur tiram yang merupakan sumber vitamin B, khususnya niasin, riboflavin, dan asam pantotenat. Vitamin ini mendukung produksi energi, membantu pencernaan, dan meningkatkan fungsi otak.

Jamur tiram juga merupakan sumber mineral yang baik seperti kalium, tembaga, dan zat besi, yang penting untuk menjaga fungsi otot. Selain itu juga rendah kalori dengna kaya serat makanan sehingga mendukung kesehatan pencernaan.

Melalui penjelasan di atas tentang jenis jamur yang bersifat adaptogen dan tidak beracun, adakah yang pernah Anda konsumsi? Jamur tiram dan jamur shiitake, tampaknya paling mudah diolah serta ditemukan di Indonesia dengan bentuk segar ya.