Bagikan:

JAKARTA - Kemenangan Victoria Kjaer Theilvig sebagai Miss Universe 2024 telah memicu perdebatan, baik dari segi politik dan budaya. Banyak pendukung Donald Trump dan kelompok MAGA (Make America Great Again) memandang Victoria yang berhasil memenangkan Miss Universe 2024 sebagai sebuah kemenangan terhadap idealisme yang tengah berkembang.

Victoria merupakan seorang penari, calon pengacara, aktivis perlindungan hewan dan bekerja di industri berlian. Perempuan berusia 21 tahun itu berhasil menjadi pemenang di acara Miss Universe 2024. Acara itu diselenggarakan di Meksiko pada 16 November. Ini adalah kemenangan pertama bagi Denmark dalam sejarah Miss Universe.

Dilansir VOI dari lakan Newsweek pada Selasa, 19 November 2024, dalam kompetisi tersebut, dia berhasil mengalahkan Miss Nigeria di babak final dan Miss Meksiko yang menempati posisi ketiga. Kemenangan Miss Universe 2024 mendapatkan reaksi dari Presiden AS Donald Trump.

Ia menanggapi kabar kemenangan Victoria melalui platform X. Dia menganggap kemenangan tersebut sebagai penolakan terhadap upaya inklusivitas yang baru-baru ini berkembang.

"Wanita biologis dan secara objektif menarik. Ini diperbolehkan untuk menang dalam kontes kecantikan. KAMI KEMBALI!" tulisnya.

Sayangnya, kemenangan Miss Universe 2024 menuai protes dari masyarakat. Beberapa mengaku kaget bahwa pemenang tahun ini benar-benar seorang wanita. Apalagi Victoria yang mirip Barbie dianggap punya 'kecantikan khas' ratu sejagad.

Kompetisi Miss Universe 2024 ini jauh berbeda dari ajang tahun lalu. Kala itu, terdapat dua kontestan transgender, yakni Rikkie Kollé dari Belanda yang berhasil memenangkan gelar. Disusul oleh Marina Machete dari Portugal. Partisipasi mereka mengikuti ajang kecantikan tersebut, karena Ángela Ponce memenangkan gelar Miss Universe 2018. Mewakili Spanyol, dia menjadi wanita transgender pertama yang berkompetisi di Miss Universe.

Keterlibatan wanita transgender dalam ajang tersebut memicu kritik dari sebagian pihak yang menganggap hal itu melanggar aturan kompetisi ini. Donald Trump, mantan pemilik Miss Universe Organization, sejak lama menentang partisipasi kontestan transgender, menyebutnya sebagai bentuk penerimaan terhadap "Wokeness sudah berakhir."

Kontes Miss Universe memang sering kali menjadi medan pertempuran budaya, di mana tradisi dan nilai-nilai sosial yang berkembang saling bertabrakan. Para pendukung, termasuk Donald Trump melihat kemenangan Victoria sebagai bukti adanya perubahan dalam masyarakat yang lebih selaras dengan pandangan mereka.

Di platform X, beberapa pengguna menyebut hasil ini sebagai 'The Trump Effect' atau 'Efek Donald Trump'. Mereka menduga kesuksesan Victoria berkat bantuan dari Donald Trump.

Pada tahun 2022, Anne Jakkapong Jakrajutatip, seorang pengusaha media asal Thailand dan wanita transgender, membeli Miss Universe Organization dan memperkenalkan kebijakan inklusif. Kebijakan ini memungkinkan wanita yang sudah menikah, ibu, dan kontestan transgender untuk ikut serta.

Perubahan tersebut menuai kritik, dengan beberapa pihak menilai kebijakan baru ini bertentangan dengan nilai-nilai asli kompetisi tersebut.

Beberapa pengamat percaya bahwa kemenangan Victoria bisa menjadi sinyal adanya perubahan dalam Miss Universe Organization, yang mungkin dipicu oleh reaksi publik terhadap kebijakan inklusivitas.

Donald Trump berpendapat bahwa kemenangan ini menandakan kembali normal dan sesuai peraturan awal. Yang menariknya, tidak ada kontestan transgender yang berpartisipasi dalam ajang Miss Universe 2024.