JAKARTA - Seorang nenek berusia 70 tahun yang memulai angkat sejak usia 60-an membuktikan bahwa usia hanyalah angka. Kini, nenek tersebut menjadi juara dunia di cabang angkat beban. Hal ini menunjukkan bahwa tekad dan semangat tidak mengenal batas usia.
Dilansir VOI dari laman Mirror pada Selasa, 19 November 2024, seorang nenek bernama Susan Sabuda yang merupakan ibu dari empat anak menghabiskan waktu sekitar sepuluh jam per minggu di tempat gym untuk berlatih angkat beban.
Latihan angkat beban itu meliputi squat, bench press, dan deadlift dengan beban berat. Ia mulai terjun ke dunia angkat beban ketika berusia 64 tahun dan kini sudah berkompetisi di berbagai negara, termasuk Kanada, Spanyol, Swedia, Hungaria, dan Lituania.
Banyak orang yang terkejut saat mengetahui Susan sudah berusia 70 tahun. Susan yang dulunya seorang pensiunan tukang kebun pensiunan, kini dinobatkan sebagai juara dunia di devisi master four pada Kejuaraan Angkat Beban Dunia IPF (International Powerlifting Federation).
"Mengetahui bahwa saya juara dunia itu agak sulit untuk diterima, rasanya sangat luar biasa. Orang-orang selalu kagum. Hal itu saya sangat hargai karena itu sangat baik," kata Susan.
Menurutnya, banyak orang yang menganggap bahwa ada hal-hal tertentu yang tidak boleh dilakukan oleh orang seusianya. Namun ia membuktikan bahwa angkat beban bukan hanya untuk generasi muda.
"Ini bukan hanya untuk generasi muda," tambahnya.
BACA JUGA:
Susan sebelumnya juga aktif dalam atletik dan binaraga saat muda, tetapi ia berhenti untuk beberapa waktu, karena merasa kecanduan. Namun, segalanya berubah ketika pusat kebugaran baru dibuka di Haltwhistle, Northumberland. Lalu, ia memutuskan untuk mencoba angkat beban.
"Setelah sekian lama, saya tidak bisa jauh dari beban. Saya dulu suka berlatih dengan beban. Rasanya menyenangkan, dan dengan binaraga, kita bisa mengubah penampilan tubuh. Jadi saya merasa itu sangat menarik. Tapi kemudian saya kecanduan dan berhenti, meskipun saya sangat merindukan beban," ujar Susan.
Begitu memasuki pusat kebugaran tersebut, ia merasa seperti di rumah sendiri berkat atmosfer gym yang penuh dengan alat beban. Di sana, ia diperkenalkan pada olahraga powerlifting dan langsung terjun ke kompetisi.
"Saya mengikuti kompetisi pertama dan merasa itu luar biasa, dan sejak saat itu, semuanya berkembang pesat," katanya.
Susan mulai berkompetisi untuk Team GB pada tahun 2020, sesuatu yang menurutnya tidak pernah terbayangkan.
"Ketika menerima undangan untuk mewakili negaranya, ia merasa sangat terkejut dan terharu. Saya sangat terkesan, semua orang sangat ramah dan inklusif, mereka benar-benar menganggap saya sebagai bagian dari keluarga," imbuhnya.
"Di sini, kita tidak saling bersaing, kita bersaing bersama sebagai tim untuk negara kita. Saya sangat bangga bisa melakukannya," lanjutnya.
Kini, Susan ingin menginspirasi orang-orang yang lebih tua untuk mencoba angkat beban. Ia mengatakan bahwa olahraga ini telah membantu tubuhnya menjadi lebih kuat dan lebih fleksibel.
"Sebagai seorang atlet angkat beban yang lebih tua, saya belajar bahwa saya masih bisa melakukan banyak hal. Hasil dari angkat beban adalah tulang lebih kuat, mobilitas lebih baik, dan tubuh saya yang semakin kembali ke bentuk seharusnya setelah melahirkan empat anak," jelasnya.
Selain itu, Susan merasa bahwa ia dikelilingi oleh orang-orang yang memiliki pemikiran yang sama. Hal ini membantunya merasa lebih terhubung dan termotivasi.
"Saya mulai berkompetisi untuk Team GB dan bertemu dengan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama. Kini saya merasa punya keluarga baru, karena komunitas ini sangat berorientasi pada keluarga," tutupnya.