Bagikan:

JAKARTA - Penyakit diabetes, khususnya diabetes tipe 2, telah menjadi masalah kesehatan global yang semakin meningkat, termasuk di Indonesia. Namun, di Jepang, mereka menghadapi pergeseran pola makan menuju gaya hidup Barat, sehingga angka penderita diabetes jauh lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Apa yang membuat pola makan dan budaya Barat meningkatkan kadar gula darah? Kemungkinan besar ada kombinasi beberapa faktor, mulai dari kurangnya aktivitas fisik hingga konsumsi makanan tinggi gula dan olahan. Namun, bukan berarti sudah terlambat untuk beralih ke gaya hidup yang lebih sehat.

Ada pun beberapa kebiasaan dari budaya Jepang dapat membantu meningkatkan respons insulin dan mengurangi risiko diabetes. Berikut 3 kebiasaan orang Jepang untuk mencegah penyakit diabetes, seperti dilansir VOI dari laman Woman's World pada Selasa, 19 November 2024.

1. Minum Teh Hijau

Di Jepang, orang-orang sering memadukan makanannya dengan teh hijau. Kenapa ini penting? Sebuah studi yang diterbitkan dalam Diabetes & Metabolism Journal menunjukkan bahwa kebiasaan ini setiap hari dapat mengurangi risiko diabetes.

Senyawa tanaman yang kuat, seperti polifenol dan polisakarida dalam teh hijau membantu menyeimbangkan kadar gula darah. Salah satu cara termudah untuk memastikan Anda minum dua hingga tiga cangkir teh hijau setiap hari adalah dengan mengonsumsinya bersama makanan, baik yang biasa atau tanpa kafein.

2. Mengolah Nasi dengan Cuka

Wanita di Jepang sering kali menambahkan sedikit cuka beras ke dalam nasi yang kaya karbohidrat saat memasaknya. Penelitian dari Arizona State University menemukan memadukan cuka dengan makanan kaya karbohidrat dapat meningkatkan respons insulin.

Hal ini karena asam asetat dalam cuka menghambat enzim yang memecah karbohidrat menjadi gula dengan terlalu cepat, sehingga mencegah gula mengalir masuk ke dalam sistem secara berlebihan. Untuk mendapatkan manfaatnya, Anda bisa menambahkan vinaigrette anggur merah pada salad.

3. Berjalan Santai Setelah Makan

Orang Jepang cenderung memasukkan sedikit gerakan dalam kehidupan sehari-hari mereka, seperti berjalan kaki setelah makan. Kebiasaan ini ternyata memiliki manfaat besar.

Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam Sports Medicine menemukan berjalan selama dua menit dari satu ruangan ke ruangan lain dapat mengurangi lonjakan gula darah setelah makan. Gerakan setelah makan memberi sinyal pada tubuh untuk menarik glukosa yang beredar di dalam darah langsung ke sel otot, tempat yang seharusnya menjadi tujuan utama glukosa.