Bagikan:

JAKARTA - Pola tidur pada anak-anak memainkan peran penting dalam suasana hati dan perilaku mereka sehari-hari. Banyak penelitian menunjukkan pola tidur yang tidak teratur atau kurangnya waktu tidur dapat membuat anak-anak lebih mudah rewel, cenderung sensitif, dan sulit diatur.

Salah satunya bisa dilihat dari fakta studi terkini yang dipublikasikan dalam Journal of Developmental and Behavioral Pediatrics. Penelitian itu mengungkapkan pola tidur yang teratur lebih berdampak baik terhadap perilaku dan sikap anak-anak daripada durasi dan kualitas tidur.

Anak-anak dengan jadwal tidur konsisten memiliki kontrol yang lebih baik terhadap emosi dan perilaku mereka saat bekerja dengan orang lain atau ketika sedang stres.

"Anak-anak yang memiliki waktu tidur konsisten umumnya dapat mengatur perilaku dan emosi mereka. Di sisi lain, anak-anak yang jam tidur dan waktu tidurnya tidak teratur menunjukkan lebih banyak impulsivitas dan kurang kontrol," kata Adwoa Dadzie seperti dikutip Antara.

Para peneliti melacak data tidur dan perilaku dari 143 anak berusia enam tahun yang berpartisipasi dalam studi Penn State Intervention Nurses Start Infants Growing on Healthy Trajectories (INSIGHT).

Menggunakan monitor yang dipasang di pergelangan tangan, mereka mencatat berbagai aspek tidur anak-anak, termasuk waktu tidur, waktu bangun, titik tengah tidur, efisiensi tidur, dan durasi tidur total.

Para peneliti juga menilai respons setiap anak terhadap frustrasi melalui tugas. Dalam hal ini mainan pilihan anak dimasukkan ke dalam kotak transparan yang terkunci dan anak diberi satu set kunci, tetapi tidak ada satupun yang dapat dipakai untuk membuka kotak.

Para peneliti mengamati dan mencatat respons perilaku anak, termasuk perilaku yang diatur sendiri seperti berbicara sendiri, usaha mencoba setiap kunci secara metodis, serta tanda-tanda frustrasi atau kurangnya pengaturan diri.

Setelah empat menit, para peneliti kembali dengan kunci yang dapat digunakan untuk membuka kotak dan memberi anak akses ke mainan tersebut.

Dalam tugas lain, anak-anak diminta mengerjakan proyek kerajinan bersama orangtua agar peneliti dapat mengamati perilaku kooperatif mereka.

Interaksi positif seperti berbagi dan bekerja sama dicatat sebagai tanda perilaku pro-sosial, sementara tindakan seperti merusak perlengkapan kerajinan atau membangkang kepada orang tua dinilai sebagai kecenderungan antisosial.

Para peneliti menyampaikan, hasil studi menunjukkan bahwa semakin bervariasi waktu tidur anak setiap malam, semakin buruk mereka mengatur perilaku dan emosi mereka.

Anak-anak yang waktu tidurnya lebih sedikit bervariasi, misalnya hanya 20 menit, menunjukkan pengaturan diri yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang waktu tidurnya bervariasi dua jam dalam seminggu.

Para peneliti menyimpulkan, temuan tersebut mendukung pentingnya konsistensi dalam waktu tidur dan bagaimana hal ini mungkin memainkan peran yang lebih besar dalam perilaku dan emosional anak-anak dibandingkan dengan durasi dan kualitas tidur.