YOGYAKARTA – Orgasme merupakan salah satu ukuran seseorang mendapatkan pengalaman seksual yang memuaskan. Tetapi dalam preferensi tertentu, pengalaman seksual yang meditatif berakar dari seks tantra dipilih. Disebut slow sex, karena tahapannya lambat dan tidak terburu-buru.
Slow sex adalah tentang memperlambat pengalaman seksual, dengan melakukan segala aktivitasnya dengan kecepatan yang lembut, hati-hati, dan tidak terburu-buru mencapai orgasme. Bahkan ukurannya bukan orgasme dalam pengalaman seksual yang menyenangkan. Tetapi lebih pada mengalami dan menikmati setiap tahapannya secara menyeluruh.
Secara konvensional, seks dipandang sebagai aktivitas penetrasi, di mana penis masuk vagina. Sedangkan slow sex, tentang merangkul konsepsi seks yang melampaui penetrasi. Pengalaman seksual ini dialami dua orang yang berinisiasi dan memiliki consent untuk berhubungan seksual. Hubungan seksual dalam konteks ini, disampaikan dengan tatapan, pernyataan eksplisit, foreplay, atau kontak seksual. Hal ini memberi setiap orang yang terlibat waktu untuk memperlambat dan mengeksplorasi satu sama lain. Dengan begitu, tidak ada tekanan, mengurangi kecemasan, dan mengeksplorasi kesenangan dua orang yang bersepakat melakukan hubungan seksual.
Slow sex menekankan foreplay daripada penetrasi. Bisa juga melakukan penetrasi, tetapi preferensi ini menghindari pendekatan yang linier. Misalnya dari foreplay selalu berlanjut ke penetrasi. Dalam slow sex, bisa setelah foreplay dilanjutkan foreplay dengan preferensi atau aktivitas lain, tidak melulu penetrasi.
Seks lambat tidak membatasi urutan linier, justru merangkul preferensi yang dinamis. Misalnya, menggandakan aktivitas foreplay untuk mendapatkan pengalaman ketubuhan dan seksual masing-masing. Aktivitasnya misalnya dengan pijat sensual, mandi erotis, hingga pengalaman lain yang lebih holistik dilakukan selama foreplay. Pada prinsipnya, slow sex menunda penetrasi yang dianggap meningkatkan antisipasi dan gairah.
Tubuh manusia memiliki sejumlah titik zona sensitif. Pada pemahaman pada umumnya, seks berfokus pada penetrasi dan tidak menyadari bahkan tidak mengeksplorasi titik-titik kesenangan seksual untuk distimulasi. Misalnya, klitoris, puting, atau bagian lain seperti pinggang, paha, leher, hingga punggung bawah. Dengan slow sex, memungkinkan pasangan mengeksplorasi tubuh dan kesadaran serta kepuasan seksual lebih baik.
BACA JUGA:
Seperti yang disebutkan di atas, slow sex berakar dari seks tantra. Melansir biird., Rabu, 13 November, preferensi ini menggunakan praktik meditasi dan yoga untuk meningkatkan pengalaman seksual dan orgasme. Meskipun tidak harus bermeditasi, tetapi mengambil prinsip berkesadaran penuh secara dinamis dalam pengalaman seksual.
Slow sex ini juga bermanfaat memperkecil kesenjangan mencapai orgasme antara wanita dan pria. Penting diketahui, dalam studi menunjukkan bahwa wanita membutuhkan waktu 18 menit untuk mencapai orgasme sedangkan pria dalam waktu 5 menit. Dengan slow sex, pengalaman seksual bisa berlangsung lebih dari aktivitas penetrasi. Selain itu, slow sex juga membantu orang yang mengalami disfungsi ereksi, ejakulasi dini, dan masalah terkait orgasme lainnya. Karena preferensi ini membebaskan seseorang dari tekanan orgasme, yang juga bisa meningkatkan kemungkinan mendapatkan orgasme lebih baik.