JAKARTA - Film horor Jangan Sendirian mulai tayang di bioskop pada 1 April. Tak cuma tayang di Indonesia, film ini juga diputar di bioskop-bioskop Malaysia dan Brunei Darussalam mulai 8 April ini, menyusul selanjutnya akan tayang di Singapura, Kamboja dan Vietnam.
Produser Film Agung Setray mengatakan film Jangan Sendirian berbeda dengan film horor biasanya, karena tidak menggunakan hantu pada umumnya. "Film ini menggunakan jump scare bukan pada sosok hantunya. Justru, kengerian yang disajikan film-film ini terpetak pada kekuatan karakter dan storytelling yang dibangun," ujarnya saat dihubungi Jumat, 9 April.
Penggabungan unsur thriller dan suspense, yang membuat suasana mencekam adalah hal baru dalam jagat perfilman Indonesia, khususnya film horor. "Diferensiasi inilah yang menjadikan film Jangan sendirian mendapat aplaus yang cukup baik bagi penonton tanah air di awal pemutaran perdananya," katanya dengan percaya diri.
Executive Produser, Witjaksono optimistis kesuksesan di Indonesia juga akan diikuti antusiasme penonton di luar negeri. “Ada beberapa alasan kita harus optimis perfilman nasional dapat diterima di Negara-negara ASEAN khususnya Malaysia, Singapura dan Brunei, Kamboja dan Vietnam antara lain karena faktor bahasa yang serumpun, soundtrack music yang mengena, sense of humor gaya melayu yang juga sama,” katanya.
BACA JUGA:
Tak dapat pungkiri, berdasarkan kenyataannya alasan utama film Nasional selama ini sejatinya sudah di terima oleh masyarakat Asean, yakni kesamaan bahasa yang masih serumpun, membuat lebih mudah untuk dimengerti, alhasil tidak perlu lagi kesulitan untuk menerjemahkannya.
“Tentunya keadaan ini juga menambah keyakinan kami, film Jangan sendirian akan diterima baik oleh penonton di negara Asean lainnya, dimana saat ini generasi milenial dan juga sentenial yang memiliki persepsi berbeda dalam menilai sosok hantu yang ditampilkan dalam sebuah alur cerita, dan di film Jangan Sendirian menjawab kebutuhan tersebut bahwa film Horor tidak selamanya berkutat pada unsur-unsur klenik” tutupnya.