Bagikan:

YOGYAKARTA - Penggunaan empeng pada bayi hingga saat ini memang masih menuai pro dan kontra. Pihak yang setuju memiliki pendapat bahwa empeng dapat memberi kenyamanan pada bayi sehingga membuatnya tenang dan tidak mudah rewel. Penggunaan empeng juga direkomendasikan bagi bayi prematur atau bayi yang kerap diserang kolik agar lebih tenang. Namun, kapan anak harus lepas empeng?

Kapan Anak Harus Lepas Empeng?

Kebiasaan ngempeng ini ternyata tidak disarankan untuk dilanjutkan hingga bayi berusia lebih dari 12 bulan.

Para ahli berpendapat, pada usia setahun adalah masa perkembangan bicara yang paling pesat. Jika si kecil masih memiliki kebiasaan ngempeng, ia mungkin akan jarang berlatih bicara atau babbling. Empeng juga berisiko dapat mengubah bicaranya. Nyatanya, tidak mudah bagi bayi untuk melepaskan empengnya. Banyak anak-anak yang masih menggunakan empengnya hingga usia balita.

Bagi anak-anak tersebut, empeng menjadi semacam penawar stres jika mereka harus tinggal di lingkungan yang asing, misalnya saat baru masuk playgroup atau dalam kendaraan.

Jika anak Anda termasuk ke dalam anak balita yang masih ngempeng, sebaiknya Anda mulai menyadari jika penggunaan empeng dapat menghambat perkembangan bicara anak.

"Mengisap empeng akan mengunci mulut anak pada posisi tidak alami sehingga membuat mereka kesulitan membentuk otot lidah dan bibir secara normal," jelas Patricia Hamaguchi, ahli perkembangan bicara dari California dan penulis buku Childhood, Speech, Language, and Listening Problems: What Every Parent Should Know.

Dalam beberapa kasus, kebiasaan menggunakan empeng juga mengakibatkan lidah mendorong gigi. Hal ini dapat mengganggu perkembangan pelat yang menghasilkan suara "s' dan "z".

Empeng memang tidak akan mengubah bentuk gigi anak secara permanen, sebab bentuk gigi akan kembali normal beberapa bulan setelah empeng dilepas, tetapi empeng akan merusak gigi permanen anak. Khususnya jika anak masih ngempeng di usia 4-6 tahun.

Pada usia ini, empeng berisiko merusak susunan gigi anak. Faktor kesehatan lain yang perlu diwaspadai yaitu infeksi telinga pada anak. Penelitian menyimpulkan anak yang tidak menggunakan empeng lebih jarang menderita infeksi telinga.

Ilustrasi (Foto: Pixabay/Ben_Kerckx)

Tips Membiasakan Anak Tidak Mengempeng

Jauhkan empeng

Anda bisa menjauhkan empeng dari jangkauan anak. Jika anak tidak melihatnya, ia tidak akan rewel merengek dan minta empeng pada ibu. Letakkan di tempat yang lebih tinggi dari jangkauan anak atau simpan di dalam laci.

Alihkan perhatian

Saat anak sudah mulai merengek dan menangis untuk mengempeng, Anda dapat mengalihkan perhatiannya. Mengalihkan perhatian merupakan langkah lanjutan untuk mengatasi kebiasaan ngempeng anak. Langkah tersebut bisa dilakukan dengan mengajak anak bermain, bernyanyi, bercanda, atau menonton kartun yang ia senangi.

Beri batasan waktu

Langkah selanjutnya dalam mengatasi kebiasaan ngempeng anak yaitu dengan membatasi waktu menggunakan empeng. Agar anak tidak menjadikan ngempeng sebagai sebuah kebiasaan, Anda dapat menjadwalkan waktu ngempeng, misalnya pada saat pagi atau malam hari menjelang tidur.

Sampaikan Pemahaman

Menyampaikan pemahaman pada anak tentu harus dilakukan dengan cara yang perlahan, yaitu saat anak sudah mulai bisa memahami apa yang Anda katakan. Anda bisa menjelaskan dengan kata-kata yang sederhana mengapa anak harus berhenti mengempeng.

Demikianlah ulasan mengenai kapan anak harus lepas empeng dan tips yang bisa diterapkan. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.