Bagikan:

JAKARTA - Pernikahan bukan hanya tentang berbagi ruang, tetapi juga kehidupan, mimpi, dan terkadang, kesalahpahaman. Episode-episode ini, meskipun umum, dapat mengaburkan hubungan jika tidak ditangani dengan bijaksana.

Memahami akar kesalahpahaman dan belajar menavigasinya secara efektif dapat menjaga hubungan pernikahan tetap harmonis dan penuh kasih.

1.Jaga komunikasi tetap terbuka dan berkelanjutan

Melansir Marriage, Selasa, 8 Oktober, komunikasi yang teratur sangat penting untuk menghindari kesalahpahaman dalam pernikahan. Biasakan saling berbagi pikiran, perasaan, dan kekhawatiran. Ini tidak hanya mencakup membicarakan hari Anda, tetapi juga menggali masalah lebih dalam dan signifikan yang memengaruhi hubungan Anda.

Jadwalkan waktu ‘bertemu’ di mana Anda dan pasangan dapat berbicara secara terbuka dalam suasana tenang, bisa sangat efektif. Gunakan momen ini untuk membahas hari Anda dan perasaan atau masalah apa pun yang mungkin ada dalam pikiran. Jadikan ini rutinitas, mungkin sambil minum kopi di pagi hari atau sebelum tidur.

2. Berlatih menjadi pendengar aktif

Mendengarkan sama pentingnya dengan berbicara. Mendengarkan secara aktif melibatkan konsentrasi penuh pada apa yang sedang dikatakan, bukan sekadar 'mendengar' pesan pembicara secara pasif. Renungkan apa yang dikatakan pasangan dan ajukan pertanyaan lanjutan untuk menunjukkan bahwa Anda benar-benar menyimak dan juga demi memperjelas pemahaman Anda.

elama percakapan, fokuslah sepenuhnya pada pasangan. Singkirkan gangguan seperti ponsel atau laptop. Mengangguk, lakukan kontak mata, dan ulangi beberapa frasa atau rangkum apa yang dikatakan pasangan untuk menunjukkan bahwa Anda memperhatikan dan benar-benar memahami perspektifnya.

3. Klarifikasi dan konfirmasi

Kesalahpahaman sering terjadi saat asumsi dibuat. Jika ada keraguan tentang apa yang dimaksud pasangan, mintalah klarifikasi. Ulangi apa yang sekira Anda dengar untuk memastikan tidak ada miskomunikasi. Langkah sederhana ini dapat mencegah banyak potensi konflik terkait kesalahpahaman dalam pernikahan.

Gunakan frasa seperti, "Apa yang aku dengar darimu adalah…," dan tanyakan apakah itu benar. Jika Anda masih tidak jelas tentang pernyataan pasangan, ajukan pertanyaan terbuka untuk menggali lebih banyak pikiran dan perasaannya tanpa membuat asumsi.

4. Kelola emosi

Sangat mudah langsung bereaksi dengan emosi selama diskusi menegangkan. Namun, meluangkan waktu mengelola emosi dapat menghasilkan percakapan lebih produktif. Jika Anda merasa kewalahan, istirahatlah dari diskusi hingga Anda dapat mendekatinya dengan pola pikir lebih tenang.

Terapkan aturan 'jeda' saat emosi memuncak. Jika diskusi menjadi terlalu panas, salah satu pasangan dapat menyarankan beristirahat sejenak untuk menenangkan diri. Pastikan Anda dan pasangan dapat kembali ke percakapan dengan pikiran yang lebih jernih dan hati lebih tenang.

5. Tetapkan ekspektasi dengan jelas

Banyak kesalahpahaman muncul akibat ekspektasi tidak sesuai. Membahas ekspektasi Anda dalam berbagai aspek kehidupan, baik keputusan finansial, tanggung jawab rumah tangga, atau batasan pribadi, dapat membantu mencegah konflik.

Bersikaplah sespesifik mungkin menghindari asumsi dan mengurangi frekuensi pikiran, "selalu ada kesalahpahaman dalam pernikahanku."

Adakan pertemuan bulanan di mana Anda membahas acara mendatang, tanggung jawab, dan kebutuhan atau batasan pribadi apa pun. Tuliskan apa yang Anda sepakati dan tinjau bersama guna memastikan Anda dan pasangan memiliki pandangan yang sama.

6. Kembangkan empati

Cobalah melihat situasi dari sudut pandang pasangan. Ini dapat membantu Anda memahami reaksi dan keputusannya dengan lebih baik, yang pada gilirannya dapat mengurangi kesalahpahaman. Empati membangun hubungan emosional lebih kuat dan dapat menjembatani kesenjangan ketika kata-kata tidak cukup.

Lakukan latihan secara teratur di mana masing-masing pasangan berbagi pengalaman pribadi atau rasa frustrasi sementara yang lain hanya mendengarkan, tanpa menyela, menasihati, atau menghakimi. Latihan ini membantu mengembangkan empati dengan memungkinkan masing-masing pasangan mengekspresikan diri sepenuhnya dan merasa dipahami.