Bagikan:

YOGYAKARTA – Dalam budaya Timur, terdapat berbagai olahraga gerak tubuh atau latihan yang melibatkan pernapasan. Seperti tai chi, qigong, yoga, meditasi, hingga Senobi. Olahraga pernapasan ini, menurut penelitian berkaitan dengan mendukung penurunan berat badan dan lemak. Meski dilakukan dalam lingkup kecil, tetapi hasilnya signifikan bagi seseorang dengan obesitas.

Latihan pernapasan dalam beberapa tahun terakhir, banyak penelitian menggali apa saja manfaatnya. Penelitian menemukan bahwa latihan pernapasan membantu mengurangi tingkat stres, meningkatkan perhatian, dan kesejahteraan emosional. Penelitian yang terbaru, mengklaim bahwa menambahkan latihan pernapasan ke rutinitas olahraga dapat membantu menurunkan berat badan dan meningkatkan pembakaran lemak.

latihan pernapasan mendukung penurunan berat badan dan lemak
Ilustrasi latihan pernapasan mendukung penurunan berat badan dan lemak (Freepik)

Latihan pernapasan, adalah praktik sederhana yang fokus pada pernapasan dan minim gangguan eksternal. Ada pula penelitian yang menunjukkan manfaat potensial dari latihan pernapasan. Yaitu menurunkan kecemasan, meningkatkan perhatian dan kualitas tidur. Banyak sekali jenis latihan pernapasan, diantaranya pernapasan dalam, napas melalui lubang hidung bergantian, bernapas dengan bibir mengerucut, bernapas dengan diafragma, dan Senobi. Senobi adalah gaya pernapasan ala Jepang yang melibatkan bersandar dan merentangkan lengan di atas kepala saat menghirup dan mengembuskan napas perlahan dalam beberapa hitungan.

Setiap gaya latihan pernapasan memiliki variasi dan jenis praktik yang berbeda. Tetapi semuanya bisa membantu meningkatkan relaksasi dan menghilangkan stres serta membawa fokus ke masa kini. Satu penelitian melibatkan 40 wanita yang mencatat bahwa berlatih Senobi meningkatkan ekskresi hormon melalui urin dan aktivitas saraf simpatik. Saraf ini bertanggung jawab atas respons fight-or-flight. Hasil penelitian mencatat, peserta dengan obesitas yang mengulang latihan pernapasan secara teratur selama 1 bulan, secara signifikan lemak tubuh menurun.

Penelitian lainnya melibatkan 38 orang yang berpartisipasi dalam latihan pernapasan diafragma. Latihan ini tercatat dalam laporan penelitian membantu meningkatkan metabolisme istirahat yang lebih tinggi. Efeknya lebih jauh, menyebabkan peningkatan penurunan berat badan.

Penelitian ketiga, dilakukan peneliti dari SDM College of Naturopathy and Yogic Sciences, Udire, Karnataka, India. Latihan pernapasan selama 45 menit setiap hari yang dilakukan 6 hari per minggu, secara signifikan mengurangi berat badan dan indeks massa tubuh (BMI). Penelitian lainnya menunjukkan bahwa latihan pernapasan secara teratur dapat mendukung penurunan berat badan dan lemak. Terlebih lagi, latihan pernapasan dengan yoga, pernapasan tempo lambat, dan pernapasan diafragma membantu melepaskan kadar leptin. Leptin adalah hormon yang bertanggung jawab merangsang rasa kenyang.

Perlu dipahami, dilansir Healthline, Senin, 9 September, stres karena meningkatnya kadar kortisol dikaitkan dengan kenaikan berat badan dan obesitas lebih tinggi. Terlebih lagi, kadar kortisol lebih tinggi dikaitkan dengan peningkatan keinginan makan dan berkontribusi pada emotional eating. Jadi, itulah kenapa latihan pernapasan berkontribusi meredakan stres dan hormon kortisol sehingga hasrat makan lebih ditekan.