JAKARTA - Love bombing terjadi ketika seseorang mengungkapkan pujian dan kasih sayang berlebihan, dengan tujuan memanipulasi pasangannya. Aksi ini bisa sebabkan pengabaian tanda-tanda red flag dalam hubungan. Tapi, cepat atau lambat, Anda akan tersadar saat sifat asli pasangan mulai terlihat.
Apakah Anda pernah alami love bombing sebelumnya atau belum pernah alami tetapi ingin melindungi diri dari bahayanya jika suatu saat terjerat dalam love bombing. Pertimbangkan enam kiat berikut ini saat berkencan dengan pasangan baru seperti disadur dari Psychology Today, Selasa, 27 Agutsus.
Jaga tempo yang stabil
Love bombing menjadikan hubungan baru terasa sangat cepat dengan menciptakan ilusi kedekatan. Untuk mengenali tanda-tanda peringatan, penting menjaga tempo berkencan saat mulai mengenal orang baru.
Caranya, tetap lakukan aktivitas harian Anda seperti biasa dan investasikan energi pada hal lain di luar hubungan Anda. Seorang love bomber sering kali akan mencoba mendominasi waktu Anda di awal dengan terus-menerus menghubungi dan menekan Anda untuk menemuinya lebih sering daripada yang diinginkan.
Berlatihlah mengatakan tidak atau menetapkan batasan sejak awal
Love bomber berfokus membuat Anda terikat secepat mungkin sehingga mereka bertindak impulsif dan tidak sabaran. Mereka mungkin menguji batasan Anda dengan bertindak seolah-olah Anda sudah menjalin hubungan meskipun Anda telah mengatakan belum siap untuk bersikap eksklusif atau mengharapkan komunikasi intens.
Jika mereka mencoba mempercepat hubungan fisik atau emosional sebelum Anda merasa siap, berlatihlah menetapkan batasan dan perhatikan respons mereka. Jika Anda menyatakan ingin memperlambat laju hubungan, perhatikan baik-baik bagaimana mereka merespons. Apakah reseptif atau defensif? Respons dapat memberitahu Anda banyak hal tentang niat, apakah akan mempertimbangkan kebutuhan Anda atau hanya berfokus pada hubungan yang sesuai dengan keinginan mereka?
Amati apakah tindakan selalu sesuai dengan kata-kata
Seorang love bomber awalnya akan terlibat dalam apa yang dikenal sebagai "future faking" dan berjanji kosong demi membuat Anda terpikat pada potensi hubungan tersebut. Guna mencegah diri Anda berfokus pada potensi, sebaiknya fokus pada masa kini dan mengamati apakah tindakan sejalan dengan kata-kata mereka dari waktu ke waktu.
Orang yang sering terlibat dalam love bombing juga cenderung menarik kembali cinta mereka dan memberikan sedikit kasih sayang begitu menyadari mangsa sudah masuk dalam perangkap. Untuk itu, sebaiknya tahan diri tidak terlalu mencintai pasangan.
Lakukan pemeriksaan diri secara berkala
Intuisi adalah kekuatan super dalam berpacaran. Umumnya saat jatuh cinta,orang mulai mengecilkan intuisi dan segala keraguan atau perasaan awal bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Baik itu bisikan halus atau bel alarm yang keras, luangkan waktu memperlambat dan mendengarkan dengan saksama apa yang dikatakan intuisi Anda. Renungkan bagaimana perasaan tubuh Anda di hadapan orang ini, bagaimana perasaan Anda tentang hubungan yang sedang berkembang, dan apakah ada kekhawatiran yang perlu didiskusikan dan ditanyakan lebih lanjut.
Tidak menyamakan chemistry dengan kecocokan
Ciri khas dari love bombing adalah chemistry yang kuat dan terbuai begitu saja. Meskipun chemistry itu hebat, chemistry dapat dengan mudah disalahartikan sebagai kecocokan dan menyebabkan Anda melewatkan tanda-tanda peringatan awal bahwa seseorang sedang love bombing.
Salah satu cara melindungi diri dari kesalahpahaman antara chemistry dengan kecocokan yaitu mempelajari nilai-nilai inti orang lain dan apakah nilai-nilai tersebut sejalan dengan Anda. Chemistry bisa saja sesuai, tetapi jika nilai-nilai inti Anda tidak selaras, hubungan tidak akan berlanjut.
BACA JUGA:
Perhatikan cara membahas hubungan masa lalu
Seseorang yang sering terlibat dalam love bombing sering meninggalkan jejak hubungan yang cepat berlalu dan berakhir dengan kegagalan. Serta sedikit ruang di antara hubungan untuk berkembang atau belajar dari kesalahan masa lalu.
Perhatikan bagaimana mereka menggambarkan hubungan masa lalu mereka. Apakah mereka menggunakan bahasa yang merendahkan atau melabeli semua mantan sebagai orang yang tak pantas. Apakah mereka bertanggung jawab atas peran mereka dalam kehancuran hubungan masa lalu atau apakah mereka terus-menerus menyalahkan setiap mantan atas kegagalan hubungan mereka? Apakah mereka memiliki ruang dan waktu yang cukup di antara hubungan atau tampak berpindah dari satu hubungan ke hubungan berikutnya?