Bagikan:

JAKARTA - Pada awalnya, love bombing akan terlihat menyenangkan, di mana pasangan Anda akan memberikan perhatian dan kasih sayang yang lebih, seperti selalu memberikan pujian, mengirimkan bunga, makanan, dan lain-lain. Sampai Anda menyadari hubungan Anda mulai berubah.

Siapapun mungkin melakukan love bombing, namun menurut Ami Kaplan, dilansir dari HighEnd, Selasa, 23 Agustus, seorang Psikoterapis di NYC, biasanya yang melakukan sikap ini adalah mereka penderita gejala gangguan kepribadian narsistik.

Kaplan menyebutkan love bombing merupakan perilaku yang tidak disadari. Awal mulanya pelaku akan memanjakan pasangannya dengan cinta sampai akhirnya ia merasa menguasai orang tersebut. Ketika itu lah pelaku bisa berubah drastis menjadi kasar dan manipulatif.

VOI melansir Very Well Mind, membagikan contoh tindakan manipulatif yang dilakukan pasangan pada Anda

  • Pasangan narsistik akan mengabaikan keperluan Anda karena ia lebih fokus pada kebutuhannya sendiri.
  • Pasangan narsistik senang memberi pujian berlebihan. Ia tahu kapan harus memberi pujian.
  • Gemar mengumbar kemesraan di depan umum dan media sosial, namun tidak saat berduaan dengan Anda.
  • Pasangan narsistik tak segan mengungkit kebaikan dirinya dan seberapa banyak pengorbanan yang telah ia lakukan untuk Anda. Ini ia lakukan agar Anda mau membalas jasanya.
  • Pasangan narsistik ingin selalu diberi kepastian. Jika Anda tidak menjawab telepon atau membalas pesan, ia akan marah hingga mengancam.
  • Anda mulai merasa takut dan tidak nyaman saat bersama pasangan narsistik.
  • Ia sering menyalahkan Anda sehingga jika muncul masalah seolah-olah itu adalah kesalahan Anda. 
  • Anda rentan alami depresi atau kecemasan sebagai dampak dari pelecehan emosional.
  • Pasangan narsistik berusaha menjauhkan Anda dari keluarga dan kerabat sehingga pasangan hanya akan mengandalkannya.

Orang di dalam hubungan seperti ini biasanya masuk kedalam lingkaran pelecehan. Ketika Anda mulai merasa memiliki hutang kepadanya, ia akan merasa mendapatkan kendali atas diri Anda. Tidak hanya mendapatkan kendali atas pikiran dan hati Anda, tetapi egonya pun meningkat. Biasanya, setelah fase ini, ia tidak lagi menggunakan Anda melainkan mulai menarik diri dari hubungan.

Pelaku merasa ketika ia memiliki kendali atas diri Anda, dia dapat meninggalkan hubungan sesuka hatinya dan kembali kapan saja ia mau. Pada tahap ini pun, sifat kasar seperti lontaran hinaan, komentar negatif, dan hal-hal lainnya yang bertujuan untuk Anda mempertanyakan value diri anda mulai terjadi.

Untuk itu, perlu diperhatikan ketika Anda berada di awal suatu hubungan dan merasa semua terjadi sangat cepat, coba periksa kembali. Jatuh cinta seharusnya bisa Anda nikmati dan tidak terburu-buru.