Bagikan:

YOGYAKARTA – Keamanan emosional penting dalam hubungan yang sehat. Tanpa aspek ini, seseorang tidak dapat mencintai dengan baik bahkan sulit membangun kehidupan yang sejahtera. Keamanan emosional adalah perasaan yang mendalam yang dirasakan ketika orang terdekat Anda tidak membuat Anda takut menjadi diri sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, Anda dirangkul dan diterima apa adanya oleh pasangan Anda, misalnya.

Alasan kenapa keamanan emosional penting, dijelaskan akarnya dari mana oleh psikolog Helene Brenner, Ph.D. dan terapis pasangan Larry Letich, LSCW-C. Keamanan emosional didasarkan pada kebutuhan mendasar, yaitu keamanan fisik.

Pada usia 12 tahun pertama kehidupan manusia, selama 6 tahun pertama kita hampir tidak bisa melindungi dan merawat diri kita sendiri. Kita bergantung pada perawat -atau orang tua- untuk dapat memenuhi kebutuhan, baik makan, minum, istirahat yang nyaman. Sistem yang erat ini penting dalam keamanan dalam bertahan hidup. Tanpa memiliki sistem tersebut, kita tidak dapat menjaga hidup aman dan emosi yang mendukungnya. Emosi terdiri dari cinta, marah, takut, sedih, bahagia, rasa malu, dan jijik. Emosi ini bisa jadi pendorong untuk memutus hubungan.

keamanan emosional penting dalam hubungan yang sehat
Ilustrasi keamanan emosional penting dalam hubungan yang sehat (Freepik/tirachardz)

Saat Anda merasa aman secara emosional dengan seseorang, detak jantung dan pernapasan akan sinkron. Stres berkurang, otot lebih rileks, dan bisa mengekspresikan lebih banyak pikiran dan perasaan baik positif maupun negatif. Bahkan, dengan keamanan emosional, Anda dapat menoleransi rasa sakit fisik ketika bersama orang yang Anda cintai.

Rasa aman secara emosional, dibutuhkan untuk seseorang agar merasa baik-baik saja dengan diri sendiri. Berbeda ketika kurang merasakan keamanan emosional. Karena keamanan emosional berasal dari perasaan dicintai dan diterima apa adanya, perasaan tidak aman berasal dari kebalikannya. Perasaan tidak diterima, tidak layak dicintai, bahkan dihina. Hal itu berasal dari serangan emosional, seperti diremehkan atau diabaikan. Melansir penjelasan Brenner dan Letich dilansir Psychology Today, Rabu, 14 Agustus, kurangnya keamanan emosional juga dapat berasal dari kurangnya sentuhan dan kenyamanan fisik.

Penelitian yang mengeksplorasi citra pada otak. Penolakan sosial dapat mengaktifkan pusat rasa sakit yang sama di otak seperti cedera fisik. Artinya, bagi otak sakit fisik dan emosional pada dasarnya adalah hal yang sama. Jadi jika seseorang tidak merasa aman secara emosional, rasa sakit fisik juga bisa dirasakan. Ketika merasa tidak aman emosional secara kronis, akan terasa sangat membebani bagi diri mereka dan bahkan bisa menakutkan bagi orang lain. Nah, itu artinya ketika orang merasa aman secara emosional, sistem emosional mereka jadi tenang dan menjadi lebih waras.

Memiliki sistem emosional yang aman bukan berarti tidak pernah mengungkapkan kemarahan atau emosi negatif lainnya. Tetapi bagaimana menciptakan ‘rumah’ yang menghargai kerentanan, kemarahan, rasa hormat, welas asih, dan bebas mengekspresikannya dengan tepat.