JAKARTA - Salah satu tugas terpenting sebagai orang tua yaitu membangun harga diri anak-anak dan ini mencakup kepercayaan diri secara fisik. Anak-anak yang percaya diri terhadap diri sendiri dan kemampuan mereka akan lebih baik secara akademis, sosial, dan perilaku.
Kepercayaan diri secara fisik, khususnya, dapat berarti kesehatan mental dan fisik yang lebih baik. Bahkan remaja obesitas yang sering menghadapi perundungan dan diskriminasi, dapat merasa berdaya dan meningkatkan harga diri mereka melalui olahraga.
Begini tips yang bisa VOI bagikan dalam membesarkan anak, agar punya rasa percaya diri dengan bentuk fisiknya apapun itu.
Jadi panutan
Anak akan melihat dan melakukan, maka sebagai orang tua sudah sepatutnya menjadi panutan. Biarkan anak-anak melihat Anda menghadapi tantangan fisik, entah itu pergi ke gym atau mencoba olahraga baru pertama kalinya. Tunjukkan kepada mereka bagaimana Anda bertahan, bahkan untuk hal yang sulit. Hindari membuat alasan, seperti "ayah atau ibu terlalu tua, lemah, atau gemuk untuk mencoba itu."
Biarkan anak-anak melakukan kesalahan
Tanamkan nilai pada anak kalau salah itu tak mengapa dan manusia perlu belajar dari kesalahan. Salah satu cara melakukannya adalah dengan bertanya kepada anak-anak apa yang mereka gagal lakukan hari itu, sebagai cara mengurangi rasa takut gagal dan mendorong mereka mencoba hal-hal baru.
Dukung pengambilan risiko
Hilangkan pola pengasuhan helikopter dan biarkan anak melakukan sesuatu yang menakutkan. Entah itu memanjat pohon tinggi atau belajar bermain skateboard sendiri. Bermain bebas dan mengambil risiko merupakan kesempatan luar biasa bagi anak-anak memecahkan masalah mereka sendiri. Dan ketika dapat melakukannya, mereka merasa bangga pada diri sendiri.
Bantu anak tetapkan tujuan
"Percaya pada anak-anak berarti mendorong mereka bekerja lebih keras dan menantang mereka meningkatkan kemampuan. Jika Anda tidak memberi anak kesempatan berkembang, mereka mungkin berasumsi bahwa Anda tidak melihat potensi mereka," kata Kelley, CEO CoachUp, layanan yang menghubungkan atlet dengan pelatih dan pembina pribadi dikutip Very Well Family, Senin, 29 Juli.
Dia merekomendasikan tujuan-tujuan kecil yang terukur dan objektif, tetapi tidak bergantung pada poin atau kemenangan. "Ingatkan mereka untuk tidak terlalu kritis terhadap diri sendiri, dan fokuslah menjadi lebih baik dari hari sebelumnya. Mereka dapat melakukan ini dengan berfokus pada kemenangan-kemenangan kecil, seperti mendapatkan assist dalam sepak bola, dan mengambil inisiatif untuk meningkatkan keterampilan fisik mereka di luar latihan yang terorganisasi," sarannya.
BACA JUGA:
Lawan pembicaraan negatif dengan diri sendiri
Baik diucapkan dengan lantang atau tidak, apa yang dikatakan anak-anak kepada diri mereka sendiri tentang rasa percaya diri dapat benar-benar merusak mental.
"Penting memberi tahu anak-anak bahwa mereka tidak boleh menyerah setelah dikecewakan oleh kondisi fisik mereka," kata Kelley.
"Sering kali sulit bagi mereka mengevaluasi diri sendiri dengan jujur—baik secara positif maupun negatif."
Dia merekomendasikan membantu anak membuat daftar kekuatan dan kelemahan. Mereka dapat menggunakan ini untuk menetapkan tujuan dan membangun kepercayaan diri. Konsultasikan juga dengan guru anak tentang hal ini. Membawa perspektif berbeda dapat membuka mata anak-anak terhadap sesuatu yang tidak mereka sadari. Petunjuk yang datang dari guru, bukan orang tua, akan lebih berkesan bagi anak.