Tak Mudah Jadi Single Parent, Ini 7 Tips Mengatasi Stres saat Membesarkan Anak Sendiri
Ilustrasi (Colin Maynar/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Mengasuh anak bisa jadi sulit dalam keadaan apapun. Tanpa pasangan, tantangannya tentu lebih tinggi. Sebagai single parent, Anda mungkin memiliki tanggung jawab tunggal untuk urusan merawat anak sehari-hari.

Menjadi orang tua tunggal dapat mengakibatkan tekanan, stres, dan kelelahan fisik maupun mental. Jika Anda terlalu lelah secara emosional dalam membesarkan anak, bisa jadi pertumbuhan si kecil pun ikut terganggu. 

Untuk mengurangi stres dalam menjalani peran sebagai orang tua tunggal, ini tujuh hal yang bisa Anda lakukan melansir Mayo Clinic, Senin 4 Maret.

Tunjukkan kasih sayang pada anak

Meski pikiran dipenuhi banyak beban, kasih sayang tak boleh luput Anda tunjukkan pada anak.  Beri dia cinta dan dukungan tanpa syarat. Sisihkan waktu setiap hari untuk bermain, membaca, atau sekadar duduk bersama si kecil.

Buat rutinitas 

Ciptakan rutinitas terstruktur seperti jadwal makan dan waktu tidur secara teratur. Hal ini dapat membantu anak mengetahui apa yang Anda diharapkan darinya.

Cari tempat penitipan atau pengasuh anak yang berkualitas

Jika Anda membutuhkan seseorang untuk mengasuh anak, cari pengasuh yang memenuhi syarat atau tempat penitipan anak dengan lingkungan yang aman. Berhati-hatilah saat meminta teman atau orang baru untuk mengawasi anak.

Jangan merasa bersalah

Jangan menyalahkan diri sendiri atau memanjakan anak untuk menebus kesalahan Anda karena memilih jalan menjadi orang tua tunggal.

Beri perhatian pada diri sendiri

Sertakan aktivitas fisik dalam rutinitas harian Anda, makan makanan yang sehat dan perbanyak istirahat. Atur waktu untuk melakukan aktivitas yang Anda sukai sendiri atau bersama teman. Beri diri Anda waktu sendiri dengan titip anak setidaknya beberapa jam seminggu di tempat penitipan anak.

Perbanyak pergaulan

Bergabunglah dengan support group untuk orang tua tunggal atau cari layanan sosial. Hubungi orang-orang terkasih seperti teman, sahabat, orang tua, atau tetangga untuk meminta bantuan. Ikut dalam aktivitas keagamaan juga bisa jadi sumber kekuatan yang baik.

Tetap positif

Tak masalah untuk jujur pada anak jika Anda mengalami masa sulit. Tetapi ingatkan dia bahwa segalanya akan menjadi lebih baik. Beri anak tanggung jawab dengan tingkat yang sesuai dengan usianya daripada mengharapkan dia berperilaku seperti orang dewasa. Usahakan untuk tidak memarahi si kecil saat emosi Anda tidak stabil.