5 Tips untuk <i>Single Parent</i> agar Kuat dan Selalu Siap Mengemban Kewajiban
Ilustrasi tips untuk single parent (Unsplash/Sai de Silva)

Bagikan:

JAKARTA – Perpisahan atau alasan lain yang membuat seseorang menjadi single parent membutuhkan waktu beberapa saat untuk beradaptasi. Namun tak perlu berlarut dalam situasi yang tidak menyenangkan terlalu lama. Mengupayakan menjadi single parent yang kuat dan tangguh mesti segera dilakukan.

Dilansir Bonobology, Selasa, 9 November, berdasarkan laporan PBB tahun 2019-2020 di 89 negara di dunia terdapat 101,3 juta rumah tangga dengan ibu tunggal tinggal bersama anak-anaknya. Meskipun ada juga ayah tunggal, tetapi sejumlah 80 orang tua tunggal adalah perempuan.

Lantas apa yang bisa dilakukan single parent supaya kuat, tangguh, dan selalu siap mengemban kewajiban? Berikut tips-tipsnya.

1. Berkontribusi penuh pada anak

Bukan hal berat untuk berkontribusi pada masalah domestik bagi single parent. Meskipun awalnya tidak semudah yang dibayangkan tetapi berkolaborasi dengan anak adalah cara yang tepat.

Apabila anak sudah mulai mandiri, ajarkan untuk mengurus keperluannya di rumah secara mandiri. Sehingga tanggung jawab urusan rumah, bisa dikerjakan bersama-sama dengan anak-anak. Jika sulit, Anda bisa meminta bantuan saudara atau orang terdekat terutama ketika harus membagi waktu dengan pekerjaan.

2. Berhemat dan menabung

Sumber keuangan bagi single parent tentu tidak bisa mengandalkan siapapun kecuali atas upaya sendiri. Itu artinya, butuh mengelola uang secara tepat dan perhitungkan menabung untuk keperluan tak terduga atau keperluan jangka panjang.

3. Upayakan memiliki jejaring sosial

Menjadi orang tua tunggal bukan berarti menyendiri tanpa memiliki jejaring sosial. Anda bisa menjalin hubungan dekat dengan teman dan kerabat sehingga memiliki support system yang bermakna. Untuk mengikat jejaring sosial, libatkan anak dalam hubungan sosial tersebut supaya anak-anak juga memiliki teman bermain serta menikmati keramahan dengan jejaring Anda.

4. Buat batasan

Tidak menutup kemungkinan seorang single parent memiliki hubungan asmara baru. Sangat mungkin juga menjalin relasi dengan orang-orang baru. Maka, membuat batasan penting terutama batasan dengan anak-anak Anda.

Jelaskan tentang batasan atau apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada anak-anak. Buat pula batasan yang sehat supaya kewajiban tetap mampu dijalankan tanpa memberatkan.

Selain itu, sebagai single parent perlu menghormati privasi. Baik privasi Anda sendiri maupun ikatan dengan anak-anak. Tidak dimungkiri bahwa Anda punya kehidupan pribadi diluar kehidupan di rumah, artinya privasi perlu saling dihormati. Privasi juga mencakup tata cara, misalnya mengetuk pintu dan memeriksa gawai.

5. Mengawasi anak dan punya jadwal yang disepakati

Pengawasan terhadap anak-anak merupakan salah satu kewajiban single parent. Anda bisa melacak dengan siapa anak Anda bertemu secara daring dan kehidupan nyata. Termasuk dengan siapa dan dengan cara bagaimana anak-anak berinteraksi dengan teman sebayanya.

Sedangkan soal jadwal, peran orang tua bisa berfungsi dengan baik apabila terjadwal. Misalnya, jadwal antara pekerjaan dan bersama anak-anak tentu perlu disepakati dan dijalankan dengan disiplin.

Tips terakhir, orang tua tunggal tak perlu memiliki rasa bersalah ketika tak banyak menghabiskan cukup waktu dengan anak-anak karena harus bekerja. Bahkan, tak sedikit ibu tunggal merasa lebih bersalah karena membiarkan anak-anak mereka tumbuh tanpa sosok ayah. Akibatnya, semakin mencoba semuanya berjalan dengan baik semakin merasa bersalah dan merasa gagal.

Menjadi single parent yang kuat dan selalu siap mengemban kewajiban bukan menjadi superhero tetapi ‘hanya’ perlu bersikap secara tepat.