Bagikan:

JAKARTA - Rumah produksi Falcon Pictures telah merilis film sekuel animasi Si Juki The Movie: Harta Pulau Monyet yang telah tayang sejak 27 Juni kemarin di seluruh bioskop di Indonesia.

Secara garis besar, film animasi yang merupakan sekuel dari film animasi Si Juki The Movie ini menceritakan tentang petualang Si Juki bersama dengan kedua orangtua dan kawan-kawannya dalam mengambil harta karun di sebuah pulau yang dihuni sekawanan monyet.

Bukan tanpa alasan, Si Juki yang awalnya sudah merencanakan untuk mengambil harta tersebut karena masalah ekonomi keluarga malah harus dihadapi dengan kegalauan memilih antara keluarga atau hartanya.

Hingga akhirnya masalah besar datang di mana bencana akan hadir saat Juki lebih memilih mengambil harta karun tersebut.

Film animasi Si Juki The Movie: Harta Pulau Monyet ini diisi deretan pengisi suara, mulai dari Indro Warkop, Jaja Miharja, Maya Wulan, Wizzy, Mandra, Bryan Domani, Megan Domani, Andovi Da Lopez, Coki Pardede, Rigen, Muslim Tretan, Hifdzi, Sadana Agung, Indra Jegel, dan Windah Basudara.

Pemilihan cerita yang diangkat oleh Faza Meonk sebagai sutradara dan juga animator cukup ringan, di mana ia mengusung latar belakang keluarga dari lingkungan Betawi sehingga penonton bisa merasakan kedekatan dengan setiap karakter di film ini.

Menggandeng beberapa tokoh komika di film ini juga menjadi sebuah ide cemerlang sehingga bisa memasukkan beberapa unsur humor di dalam cerita yang disampaikan secara natural dan tidak berlebihan.

Lebih lanjut, cerita, dialog, hingga humor yang ditampilkan dalam film ini terasa sangat ringan sehingga bisa dinikmati oleh seluruh usia dari anak-anak dan orang dewasa bisa tertawa bersama saat menonton film ini.

Sehingga pesan yang ingin disampaikan dari film ini bisa tersampaikan dengan baik bukan hanya kepada orang dewasa namun juga anak-anak yang menonton

Permasalahan yang diangkat juga cukup dekat dengan permasalahan orang-orang di sekitar kita sehingga penonton bisa merasakan sulitnya kehidupan keluarga Si Juki yang kesulitan dalam hal ekonomi.

Sebagai sebuah film animasi karya anak bangsa, visual animasi yang diberikan harus diapresiasi. Dari awal hingga akhir penonton dimanjakan dengan animasi yang penuh dengan warna dan terlihat nyata.

Bahkan tak jarang Faza Meonk menampilkan visual-visual yang tidak disangka akan ditunjukkan di dalam film ini sehingga semakin menghidupkan cerita yang dibangun.

Meski begitu ada beberapa kekurangan yang masih menjadi PR bagi teman-teman produksi film ini salah satunya terkait kualitas suara dan telop.

Meski secara keseluruhan film berjalan dengan lancar namun beberapa kali suara dari film ini tidak terdengar jelas atau bahkan tidak keluar sama sekali sehingga cukup membingungkan penonton.

Selain itu ada pelafalan dialog dari karakter yang tidak terdengar jelas oleh penonton sehingga mungkin akan lebih kalau diberikan telop atau subtitle sebagai bentuk interaktif dari film ini.