YOGYAKARTA – Transplantasi rambut merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi kebotakan. Metode ini direkomendasikan pada pria yang mengalami masalah kebotakan, perempuan yang mengalami penipisan rambut dan orang yang mengalami kehilangan rambut akibat cedera luka bakar. Lantas, apa yang dimaksud dengan transplantasi rambut? Apa efek dari transplantasi rambut?
Apa itu Transplantasi Rambut?
Dikutip dari AI-Care, transplantasi rambut adalah prosedur yang dilakukan untuk mengembalikan rambut pada area kulit kepala yang mengalami kebotakan atau penipisan rambut.
Transplantasi rambut biasanya dilakukan ketika metode pengobatan lain untuk mengatasi kerontokan rambut tak lagi efektif. Masalah kerontokan rambut dapat disebabkan oleh banyak faktor, seperti pola makan, stres, penyakit, ketidakseimbangan hormon sampai pemakaian obat-obatan.
Dinukil dari laman AAD, ada beberapa kondisi yang perlu dipertimbangkan sebelum menjalani transplantasi rambut, antara lain:
- Memiliki rambut yang sehat dan cukup untuk dilakukan transplantasi di area yang dibutuhkan
- Kemampuan untuk menumbuhkan rambut di area yang mengalami penipisan rambut
Apa Efek dari Transplantasi Rambut?
Operasi transplantasi rambut merupakan operasi yang relatif aman, asalkan ditangani langsung oleh dokter bedah plastik.
Kendati demikian, prosedur ini dapat memunculkan efek samping seperti operasi pada umumnya.
Salah satu efek dari transplantasi rambut yang mungkin terjadi adalah pendarahan dan infeksi. Terkadang beberapa rambut juga dapat tumbuh tidak natural.
Ketika rambut mulai tumbuh, beberapa orang dapat mengalami peradangan atau infeksi pada folikel rambut yang dikenal dengan istilah folliculitis. Namun kondisi ini dapat diatasi dengan minum antibiotik dan kompres.
Secara lebih rinci, berikut beberapa efek samping yang mungkin muncul setelah menjalani prosedur transplantasi rambut:
- Pembengkakan pada kulit kepala.
- Memar pada area sekitar mata.
- Terbentuk kerak pada area kulit kepala tempat rambut ditanam atau dicabut.
- Rasa kebas atau mati rasa pada area kepala yang dilakukan perawatan.
- Muncul rasa gatal.
- Infeksi atau peradangan pada folikel rambut atau folukulitis.
- Rambut terlihat tidak natural.
BACA JUGA:
Pada tahapan awal setelah menjalani prosedur transplantasi rambut, risiko perdarahan yang berujung pada infeksi akan lebih rentan terjadi. Efek samping ini dapat terjadi lantaran ada bagian kulit kepala yang diambil untuk ditumbuhi folikel rambut yang jumlahnya bisa menjadi terlalu banyak.
Selain itu, rambut hasil transplantasi juga bisa gagal tumbuh atau tidak sesuai ekspektasi. Kondisi ini disebabkan oleh kurangnya asupan bergizi yang menunjang pertumbuhan rambut baru. Tidak disiplin menerapkan gaya hidup sehat dan kebiasaan merokok juga bisa menjadi pemicunya.
Apa Saja Metode Transplantasi Rambut?
Disadur dari Healthline, setidaknya ada dua metode yang dapat dilakukan untuk melakukan transplantasi rambut, di antaranya:
- Follicular unit transplantation (FUT): pada metode ini, dokter akan mengangkat potongan kulit kepala dari bagian belakang kulit kepala yang berukuran 6-10 inchi. Bagian ini kemudian ditutup dengan jahitan sehingga tertutup dan disembunyikan dengan rambut di sekitarnya. Sementara itu, bagian kulit kepala yang diangkat kemudian dipotong-potong menjadi beberapa bagian cangkokan kecil dan ditanamkan ke area yang diinginkan. Bagian transplantasi ini diharapkan dapat membuat rambut tumbuh natural.
- Follicular unit extraction (FUE): prosedur FUE dilakukan dengan mengambil langsung folikel rambut dari bagian belakang kepala dengan sayatan-sayatan kecil. Dokter kemudian membuat lubang-lubang kecil di area yang akan ditanami rambut. Setelah itu, rambut akan ditransplantasikan di area tersebut lalu ditutup dengan kasa atau perban selama beberapa hari.
Demikian informasi tentang apa efek dari transplantasi rambut. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia VOI.ID.