Bagikan:

JAKARTA - Ketika kecemasan menyerang, sering kali menimbulkan serangkaian sensasi berupa pikiran yang berpacu, ketakutan, dan ketegangan fisik. Pikiran berpacu melalui skenario terburuk, memberikan gambaran suram tentang apa yang akan terjadi.

Lantas, apakah kecemasan pada dasarnya merupakan respons emosional atau lebih merupakan pengalaman mental? Mari selidiki pertanyaan ini lebih dalam demi mendapatkan pemahaman yang lebih jelas.

Apakah kecemasan merupakan perasaan mental atau emosional?

Kecemasan dikategorikan sebagai emosi. Namun hal ini dapat dipandang sebagai pengalaman emosional dan mental, karena melibatkan interaksi kompleks antara pikiran, perasaan, dan perilaku.

Gejala kecemasan mental dan emosional sering kali berinteraksi secara siklis, saling memperburuk. Misalnya, seseorang yang mengalami gangguan ruminasi atau pikiran yang berkecamuk akan mulai kewalahan secara emosional. Sehingga hal ini dapat meningkatkan perasaan takut atau khawatir.

Respons emosional ini kemudian dapat memperparah gejala mental, sehingga menyebabkan peningkatan ruminasi dan kekhawatiran berlebih. Siklus ini dapat terus berlanjut, dengan setiap rangkaian gejala saling memperkuat satu sama lain, sehingga menciptakan lingkaran kecemasan yang semakin meningkat.

Sebuah studi tahun 2022, melansir Psych Central, Rabu, 5 Juni, mengeksplorasi bagaimana individu mengalami dan memahami ruminasi dan kekhawatiran, yang merupakan ciri utama depresi dan gangguan kecemasan.

Melalui survey online, peserta ditanyai tentang definisi, pemicu, frekuensi, durasi, dan strategi penanggulangan terkait ruminasi dan kekhawatiran.

Studi ini menemukan bahwa individu sering merenungkan atau khawatir tentang:

  • hubungan pribadi
  • kesalahan masa lalu
  • pengalaman negatif
  • interaksi sosial

Situasi sosial dan peristiwa negatif menjadi pemicu paling umum. Meski mencari distraksi adalah strategi umum dalam menghadapi kecemasan, banyak peserta berjuang untuk berhenti dari ruminasi dan khawatir.

Hal ini menunjukkan bagaimana aspek emosional dan mental dari kecemasan bekerja secara siklus, masing-masing saling mempengaruhi dan melanggengkan pengalaman kecemasan.

Apa perbedaan antara kecemasan mental dan emosional?

Kecemasan mental dan kecemasan emosional berkaitan erat namun dapat dibedakan berdasarkan fokus dan sifatnya.

Kecemasan emosional terutama ditandai dengan perasaan tidak nyaman, kekhawatiran, atau ketakutan. Seringkali hal ini lebih bersifat langsung dan terkait dengan situasi atau pemicu tertentu, seperti ketakutan berbicara di depan umum atau kecemasan terhadap kinerja.

Di sisi lain, kecemasan mental lebih banyak melibatkan aspek kognitif, seperti pikiran yang berpacu, terlalu banyak berpikir, dan kekhawatiran berlebihan tentang masa depan. Ini bisa lebih umum dan tidak terlalu terikat pada pemicu tertentu.

Apa perbedaan antara ketakutan dan kecemasan?

Ketakutan sering digambarkan sebagai respons terhadap ancaman langsung, sedangkan kecemasan lebih merupakan antisipasi terhadap ancaman di masa depan atau bahaya yang dirasakan. Ketakutan adalah respons alami dan instingtual yang dapat bermanfaat dalam situasi tertentu, sedangkan kecemasan lebih bersifat persisten dan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.

Namun penelitian tahun 2021 menunjukkan bahwa membedakan rasa takut dan kecemasan di otak lebih rumit dari yang diperkirakan sebelumnya. Meskipun penelitian pada hewan menunjukkan area otak yang berbeda untuk rasa takut dan kecemasan, penelitian pada manusia memberikan gambaran yang lebih kompleks.

Hal ini memerlukan lebih banyak penelitian untuk benar-benar memahami bagaimana rasa takut dan kecemasan bekerja di otak manusia.