Bagikan:

JAKARTA – Pameran lukisan Painting Explorer bakal digelar untuk kali ketiga di Hotel Loman Park, Yogyakarta pada 1 Juni hingga 1 September 2024. Pameran ini mengusung tema “Negeri di Cloud”. Pameran diikuti para civitas akademika Kampus Seni Lukis Painting Explorer, yang merupakan hasil kuilah di kanal YouTube.

Pemilihan tema “Negeri di Cloud” diambil dari hasil pengembangan imajinasi indah masa kecil ke dalam cloud. Lukisan yang ditampilkan disaring dari hasil diskusi di kanal YouTube Painting Explorer.

Pameran ini diikuti 23 pelukis, dengan total lukisan yang ditampilkan sebanyak 43 buah. Para pelukis yang menampilkan karya mereka datang dari tiga negara, yaitu Malaysia, Jepang, dan Indonesia. Selain pelukis dari Kampus Seni Lukis Painting Explorer, pameran ini juga diikuti beberapa seniman tamu.

Cong Phood mengirimkan karya dari Malaysia, dan Badruzzaman berpartisipasi dari Jepang. Seniman lain berasal dari berbagai kota di Indonesia. Mereka terdiri dari: Adi Riadi, Agillient, Ahmad Fauzi, Amanda Andrenita Wijaya, Anandhita Alvina Damayanti, Deni Je, d.koestrita, Edi Soe, Ibrahim Kariba, Ikhfana Syafina, Khuria, Mbah Wo a.k.a Maelan, M Rizqon F, Moell, Paulus Irawan Winata, Reno Iskajaya, Sugeng Pribadi, dan Triyono.

Lukisan "Berlayar di Antara Data, Realita, dan Sampah" karya M. Rizqon F. (Istimewa)

Sementara itu, Seniman Bintang Tamu terdiri dari Amir Hamzah selaku Dosen Seni Lukis ISI Yogyakarta, Fachriza Jayadimansyah sebagai Dosen Seni Lukis IKJ Jakarta, dan Taqiyya Kinayu Aruming Jagad Mahasiswa ISI Yogyakarta.

M. Rizqon F. lewat lukisan “Berlayar di Antara Data, Realita, dan Sampah” menggambarkan kehidupan di era sosial media ini sebagaimana berlayar di antara data, baik yang bermanfaat sesuai realita maupun informasi yang sifatnya sampah tak berguna.

"Jika kita tidak bijaksana memilah informasi yang masuk ke otak, akan mempengaruhi perilaku secara individu maupun kolektif. Dan tak lupa bahwa segala hal yang kita unggah di sosmed, cloud, kelak akan kembali pada kita manfaat atau mudharatnya," kata Rizqon.

Keseruan dunia hacker diangkat oleh Cong Phood via goresan ekspresif. Perupa yang memiliki spontanitas goresan kuat ini mewujudkannya dalam lukisan cat akrilik di kanvas 120 × 96 cm, “Peretas” yang dibuat tahun 2024.

Lukisan "Siap Salah" karya Ikhfana Syafina, seorang dokter spesialis paru dari Medan. (Istimewa).

Simak juga lukisan karya Ikhfana Syafina, seorang dokter spesialis paru dari Medan. Ikfana mengungkapkan pengalaman profesinya dalam lukisan “Siap Salah”. Karya cat minyak di kanvas itu menceritakan seorang pasien yang sok tahu menggurui dokter kendati hanya berbekal informasi yang diperoleh di TikTok, YouTube, atau media sosial lain.

Pameran lukisan Painting Explorer ke-3 "Negeri di Cloud" ini diharapkan menggugah gairah berkesenian para seniman yang selama ini susah terjangkau gempita episentrum kota seni, semacam Yogyakarta, Bandung, Jakarta, dan Denpasar. Painting Explorer berusaha memanfaatkan teknologi informasi, seperti YouTube yang didukung Instagram, Facebook, dan TikTok, untuk menggempakan gairah seni lukis.