Bagikan:

YOGYAKARTA – Stres language atau yang dalam Bahasa Indonesia bisa disebut dengan bahasa stres adalah istilah yang merujuk pada bagaimana seseorang mengekspresikan atau merespon stres. Ekspresi ini berkaitan dengan kesehatan mental seseorang. Setidaknya ada empat tipe stres languange yang ada.

Artikel ini akan memberikan informasi tentang stres language, contoh, hingga tips bagaimana cara mengelola stres tersebut.

Tipe Stres Language

Dilansir dari Times of India, pakar kebugaran mental Maya Raichoora menjelaskan pentingnya seseorang bereaksi pada kondisi atau situasi stres dalam sebuah hubungan. Menurutnya dengan mengetahui bahasa tersebut akan membantu mengelola relationship, emosi, hingga mampu membantu memahami diri sendiri.

  1. Fight Response atau Respon dengan Cara Melawan Ancaman

Secara sederhana fight response adalah respon seseorang dalam menghadapi kondisi atau situasi pemicu stres dengan perasaan yang meledak-ledak. Perlu diketahui bahwa ledakan perasaan tersebut merupakan bentuk perlawanan terhadap situasi stress.

Contoh fight response adalah berteriak atau membentak yang condong dengan kemarahan, atau menyalahkan orang lain sebagai penyebab kesulitan.

Stres language ini bisa harus dikendalikan agar tidak menyakiti orang lain secara verbal. Caranya bisa dengan olahraga, yoga, atau kegiatan fisik lainnya. Pasalnya rutin olahraga tingkatkan ketahanan terhadap stres.

Sedangkan orang lain yang menghadapi seseorang dengan bahasa stres ini disarankan untuk mendiamkannya lebih dulu. Hindari kontra agar tidak terjadi perselisihan.

  1. Flight Response atau Respon dengan Menghindar

Seseorang yang memiliki bahasa stres ini biasanya tidak tahu bagaimana cara mengekspresikan rasa stres mereka. Bahkan mereka cenderung memendam perasaan negatif yang dirasakannya. Sayangnya cara ini justru dianggap berbahaya karena hanya memendam masalahnya sendiri.

Contoh flight response adalah seseorang yang stres akan terlihat cemas dengan menggerakkan kakinya berulang, atau menghindari atau mengalihkan topik pembicaraan tertentu untuk menyamarkan kekhawatiran mereka.

Cara mengatasi flight response adalah dengan sugesti bahwa perasaan yang dirasakan adalah valid sehingga ekspresi apapun boleh diungkapkan.

  1. Freeze Response atau Pemendaman

Freeze response biasa identik dengan pemendaman stress. Biasanya seseorang yang memiliki freeze response terhadap stres adalah orang yang minder, gampang putus asa, hingga berpotensi menyalahkan diri sendiri ketika berada di kesulitan.

Contoh freeze response adalah seperti menghilang saat menemui sebuah kesulitan. Bahkan biasanya akan sulit dihubungi dan cenderung mengisolasi.

Seseorang dengan bahasa stress ini disarankan untuk memiliki teman baik yang dapat menampung segala ceritanya. Selain itu kegiatan seperti yoga, joging, atau olahraga lain sangat disarankan.

  1. Fawn

Banyak yang menganggap bahwa respon ini berhubungan dengan perasaan yang sudah membatu alias mati rasa. Seseorang dengan bahasa stress ini akan memilih mengiyakan atau melakukan respon lain agar kejadian sulit yang dihadapinya cepat selesai. Ada kecenderungan pula seseorang dengan respon ini akan menghindari konflik berkepanjangan sehingga tidak mempedulikan perasaannya sendiri.

Contoh fawn response saat seorang bilang “iya” untuk menjemput kekasihnya padahal tubuhnya sedang lelah dan butuh istirahat.

Cara mengelola stress agar tidak berkepanjangan bagi pemilik respon ini adalah dengan belajar bilang “tidak”.

Itulah informasi tentang tipe stres language. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.