YOGYAKARTA – Ada banyak rekomendasi untuk kehidupan seks yang lebih baik. Namun apakah Anda masih bertanya-tanya waktu ideal hubungan seks sampai mencapai orgasme atau cemas karena sudah lama sekali tidak berhasrat atau merasakan hubungan seks yang memuaskan? Penelitian merekomendasikan pentingnya membangun perspektif subyektif daripada obyektif.
Para peneliti menjelaskan bahwa bagi satu orang, memiliki frekuensi tujuh hari sekali. Bagi orang yang lain, tujuh hari tidak berhubungan seks dengan pasangannya, sangat lama sekali jaraknya. Alih-alih memakai patokan obyektif, lebih baik mengenali perspektif waktu yang ternyata memengaruhi hubungan.
“Setelah melakukan hubungan seks dengan pasangan, kepuasan seksual atau perasaan senang setelah berhubungan seks, ditemukan bertahan selama 48 jam, yang pada gilirannya, dikaitkan dengan kepuasan hubungan yang lebih besar. Salah satu alasan perasaan senang setelah berhubungan seks ini mungkin karena waktu seks terasa semakin dekat, namun hal ini mungkin hilang ketika pengalaman seksual mulai terasa semakin jauh,” jelas para peneliti dilansir Psychology Today, Senin, 20 Mei.
Perbedaan frekuensi, berapa kali seminggu atau sebulan dalam berhubungan seksual, tetapi hasil penelitian ternyata menemukan hal yang mengejutkan. Temuannya, jarak yang lama sejak pengalaman seksual terakhir dengan pasangan dikaitkan dengan kepuasan dan hasrat seksual yang lebih rendah. Namun hasrat seksual meningkat pada hari berikutnya, kemungkinan untuk mengantisipasi pertemuan berikutnya atau keinginan untuk meningkatkan kehidupan seks sesorang.
Para peneliti juga mengungkapkan, orang lebih mengingat kenikmatan pengalaman seksual dan menilai kehidupan seks mereka memuaskan. Ketika lebih puas secara seksual dan memiliki hasrat seksual lebih tinggi, mereka merasa hubungan seks selanjutnya semakin ditunggu-tunggu meskipun jarak waktunya lama dari hubungan seks sebelumnya. Dari temuan tersebut, para peneliti merekomendasikan untuk memelihara dan menikmati setiap momen hubungan seksual meskipun ada variasi dalam perspektif waktu. Rekomendasinya antara lain sebagai berikut:
1. Hubungan seksual yang mindfulness
Mindfulness dipahami sebagai memberikan perhatian sepenuhnya pada momen saat ini, dalam konteks ini, saat berhubungan seksual. Anda dan pasangan idealnya melibatkan kehadiran penuh, kesadaran akan sensasi, pikiran, dan emosi tanpa penilaian atau gangguan selama pengalaman seksual. Teknik mindfulness antara lain seperti bernapas dalam-dalam, menyesuaikan diri dengan sensasi tubuh, dan menjaga kontak mata dengan pasangan. Rekomendasi ini adalah cara yang bagus untuk menikmati momen paling intim Anda dan pasangan.
BACA JUGA:
2. Sexual aftercare
Sexual aftercare adalah pasangan saling merawat paska-seksual mencakup beberapa tindakan. Seperti memastikan kenyamanan, kepastian, dan koneksi setelah aktivitas seksual. Misalnya, membelai pasangan Anda dengan lembut, berkomunikasi secara terbuka, berpelukan, pegangan tangan, mengungkapkan cinta, komitmen, dan penghargaan secara verbal. Aktivitas ini dapat menumbuhkan keintiman emosional yang mendalam dan meningkatkan kepuasan hubungan.
3. Berinvestasi dalam hubungan
Bukan investasi aset, tetapi untuk menumbuhkan hubungan berpasangan yang kuat, Anda dan pasangan penting melibatkan aktivitas lebih dari sekedar keintiman fisik. Misalnya menjadwalkan kencan malam secara teratur. Tujuannya untuk memprioritaskan waktu berkualitas bersama, memberi ruang bermakna untuk bercakap dan berbagi pengalaman. Gerakan kecil yang penuh kasih sayang juga memperkuat ikatan romantis sekaligus meningkatkan keintiman fisik.
Selain mempraktikkan tiga rekomendasi di atas untuk kehidupan seks yang lebih baik, penting diingat bahwa dinamika kehidupan seks yang bahagia dan memuaskan sangatlah subyektif. Jelas psikolog yang berbasis di Amerika, Mark Travers, Ph.D., tidak ada standar universal, waktu, atau frekuensi yang harus dipatuh.