YOGYAKARTA - Tak hanya Banten saja tanah Sunda yang dikenal berbahaya karena kesaktian, santet, dan juga sihirnya, ternyata Sukabumi juga iya. Kali ini kita bakal membahas sejarah Jampang Surade yang melegenda di Sukabumi.
Daerah Jampang dan Surade merupakan tempat yang terkenal akan kesaktiannya di Sukabumi sana. Banyak orang yang percaya kalau Jampang adalah tempatnya orang-orang sakti di Sukabumi.
Sejarah Jampang Surade
Sejak era kolonial Belanda, daerah Jampang memanglah sudah diketahui jadi salah satu daerah para jagoan serta tempat tukang teluh ataupun santet. Masyarakat di wilayah ini memiliki ketertarikan dalam ilmu kanuragan sehingga banyak dari orang Jampang yang menguasai ilmu kesaktian.
Tidak hanya itu, terdapat salah satu tokoh jagoan silat Betawi yang diketahui sakti serta berani yang bernama Sang Jampang.
Banyak orang yang menyangka kalau Si Jampang ialah tokoh asli dari Betawi, sementara itu sesungguhnya dia merupakan keturunan Sunda yang berasal dari Jampang, Sukabumi.
Bapaknya berasal dari Banten, sedangkan si ibu berasal dari daerah Jampang seperti yang tertulis dalam situs resmi pemerintah Provinsi DKI Jakarta kalau Si Jampang ini dikatakan selaku seseorang pendekar silat yang lahir di suatu desa bernama Jampang, Sukabumi, Jawa Barat.
Sampai saat ini, daerah tersebut masih diyakini jadi salah satu pusat ilmu hitam terkuat yang terdapat di Tanah Sunda. Banyak dari golongan ahli supranatural mengakui kalau orang Jampang sangat hebat serta tidak sedikit dari mereka yang berguru hingga menjadikan Jampang selaku tujuan buat belajar ilmu kesaktian.
Sehabis mengenal Jampang selaku tempat orang-orang sakti dulu saat ini kita sedikit mengenal beberapa sesepuh di Pajampangan.
Kerapkali legenda menceritakan tentang tokoh sejarah yang memang benar ada, tetapi karena berkembang secara lisan kemudian dilebih-lebihkan selaku wujud kecintaan terhadap si tokoh.
Tidak terkecuali dengan legenda 5 Embah (eyang ataupun sesepuh) yang katanya jadi karuhun (nenek moyang) orang Jampang.
Uniknya, ke-5 Embah ataupun karuhun yang dimaksud berhubungan dengan seorang tokoh bernama Adipati Jagabaya, seorang ningrat pemimpin Kabupaten Galuh Imbanagara yang berkuasa sekitar tahun 1731-1751 M.
Alkisah, Raden Jagabaya terdesak di antara perseteruan pemerintahan kolonial Belanda dengan Kasultanan Mataram. Demi mencari keselamatan, Jagabaya serta anak-anaknya melakukan pelarian hingga ke wilayah Jampang Kulon, Surade serta sekitarnya. Cerita tersebut tertulis dalam kitab kuno berujudul “Hideung” yang diterjemahkan oleh sejarawan Sukabumi, Anies Djatisunda.
Uniknya, silsilah Jagabaya kabarnya ini sampai kepada Rasulullah SAW lewat jalur Sultan Fatah (Sultan Ageng Tirtayasa) naik ke Maulana Muhammad (Sultan Banten) ke Maulana Yusuf ke Maulana Hasanuddin serta kesimpulannya Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati). Dari Sunan Gunung Jati tersebut jalur silsilahnya hingga kepada Fatimah Az-Zahra serta kemudian Nabi Muhammad SAW. (wallahualam)
Kemudian, siapa saja 5 Embah yang diketahui selaku karuhun orang Jampang serta sekitarnya?
I. Embah Emas
Embah Emas tersebut seorang ningrat generasi Galuh Ciamis bernama Raden Mas Surawijangga yang kemudian diketahui orang Jampang serta sekitarnya dengan nama Embah Emas. Embah Emas merupakan putra dari Adipati Jagabaya, populer dengan julukan Dalem Sawidak. Embah Emas diangkat jadi Wedana di Panjalu Imbanagara.
II. Embah Karangbolong
Saudara pria yang kedua Embah Emas bernama Raden Mas Martanagara. Dia menetap di kampung Karadenan (saat ini bernama Cibitung). Sehabis wafat setelah itu dimakamkan di Karangbolong (hutan lindung Jati/ leuweung tutupan Jati). Makanya dia diketahui dengan nama Embah Karangbolong.
III. Embah Cigangsa
Yang ketiga yaitu Embah Cigangsa alias Eyang Santri Dalem. Nama aslinya merupakan Raden Surianatamanggala serta dia adik dari Embah Emas. Dalam pelariannya bersama si kakak, Raden Surianatamanggala memilih menetap di Cigangsa (Surade) sampai akhir hayatnya.
BACA JUGA:
IV. Embah Bungsu
Saudara keempat dari Embah Emas yang turut pelarian ke tanah Jampang serta sekitarnya bernama Raden Bratadikusumah alias Embah Bungsu. Embah Bungsu meski jadi adik paling kecil, tetapi diketahui mempunyai ilmu agama yang tinggi serta karenanya sangat dihormati oleh kakaknya, Embah Emas serta Embah Cigangsa.
V. Embah Beureum
Embah Beureum tidak ada ikatan persaudaraan dengan keempat embah sebelumnya. Namun demikian kisahnya saling berkaitan erat. Brojonoto yang berasal dari Banyumas, Jawa Tengah yaitu seseorang pemimpin pasukan yang diperintahkan Kompeni (Belanda) buat mengejar Embah Emas serta adik-adiknya. Dalam pengejaran itu, Brojonoto melaksanakan duel dengan Embah Karangbolong serta kalah hingga meregang nyawa.
Bicara soal sejarah kalian juga bisa menambah wawasan dengan membaca: “Sejarah Kawah Sikidang”.
Jadi setelah mengetahui sejarah Jampang Surade, simak berita menarik lainnya di VOI.ID, saatnya merevolusi pemberitaan!