Diet Tanpa Konsumsi Sayur dan Makanan Berkalori, Apakah Menyehatkan?
Ilustrasi makanan diet (Unsplash/Jens Erik Ebbesen)

Bagikan:

JAKARTA – Menurunkan berat badan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya melalui diet sehat dalam jangka waktu tertentu dan diimbangi dengan rutin olahraga. Namun ada juga yang menjalani diet ektrim dan membahayakan kesehatan tubuhnya.

Lantas, bagaimana diet yang sehat dan tidak membahayakan tubuh? Apakah perlu sedikit konsumsi makanan kategori sayuran dan menghindari makanan mengandung kalori?

Dilansir dari F-Factor, Kamis, 4 Maret, orang yang sedang menjalani program penurunan berat badan bisa makan sayuran tanpa batas. Selama sayuran tersebut tidak mengandung tepung dan diolah dengan cara khusus. Pengolahan sayuran juga akan memengaruhi kualitas makanan segar.

Seperti menambahkan garam, mentega, saus, dan minyak pada sayuran justru tidak membuatnya lebih baik untuk dikonsumsi saat diet. Disarankan untuk mengonsumsi sayuran polosan atau tanpa campuran apapun, baik mentah maupun diolah dengan direbus saja.

Dalam Reno Gazzetee Journal, ahli nutrisi mengatakan bahwa makanan segar yang meliputi sayuran dan buah-buahan harus dianggap sebagai bagian dari total asupan harian jika ingin menurunkan berat badan. Termasuk menghitung kalori di dalamnya.

Artinya dalam buah, sayuran, dan kalori yang dikonsumsi perlu mengandung nutrisi sebagai sumber energi.

Ahli diet berlisensi dan terdaftar di Renown Health, Caitlin Bus mengatakan bahwa meskipun tidak mengonsumsi jumlah kalori yang dibutuhkan, makanan bernutrisi tetap penting untuk diperhatikan. Bus justru merekomendasikan sayuran dan buah yang mengandung kalori untuk kebutuhan harian.

Lebih lanjut lagi, bisa disimpulkan bahwa jika tidak makan sayuran dan makanan berkalori dari mana didapatkan nutrisi?

Melakukan diet itu sangatlah kalkulatif atau terhitung. Disamping menghitung kondisi fisik dan mental, menjalani diet juga perlu menghitung kualitas makanan yang dimakan. Jika kualitas super, maka bisa menggantikan satu sama lain.

Misalnya, apakah brokoli bisa menggantikan kebutuhan kalori. Tentu saja bisa, namun hitung porsinya sesuai dengan kebutuhan energi Anda sehari-hari. Bukankah apa yang dimakan setara dengan apa yang dibutuhkan atau dikeluarkan menjadi energi?

Jika yang dimakan dan yang dibutuhkan setara ditambah olahraga, besar kemungkinannya akan terjadi penurunan berat badan. Nah, tetapi masih ada juga variabel lain yang memengaruhi penurunan berat badan. Yaitu kondisi hormonal, kebiasaan sehat, dan kondisi mental.

diet tanpa sayur
Ilustrasi apel hijau (Unsplash/Social.Cut)

Bus menambahkan bahwa semua sayuran dan buah bertepung seperti kentang, kacang polong, jagung, labu, dan bit menyediakan kalori dari karbohidrat di dalamnya. Tidak berarti sayuran ini buruk dan tidak memakannya sama sekali, tetapi bisa dimakan dalam porsi sedang.

Ia menyarankan untuk mengisi setengah piring Anda pada makan siang dan malam dengan sayuran non tepung seperti seledri, brokoli, sayuran hijau, asparagus, kembang kol, dan paprika. Buah juga bisa jadi pilihan untuk makanan penutup.

Sarah Trinajstich, seorang ahli diet berlisensi dan terdaftar di Northern Nevada Medical Center justru menyarankan sayuran dan buah-buahan untuk menggantikan seluruh makanan bertepung atau berkalori agar dapat mengurangi berat badan serta meningkatkan kesehatan.

Dari penjelasan dua ahli diet di atas dapat disimpulkan bahwa tanpa kalori, tubuh tak akan mendapat energi. Tetapi kalori dari makanan bertepung akan lebih sehat jika digantikan dengan sayuran dan buah bernutrisi lengkap.

Bagaimana jika tidak makan keduanya?

Yang jelas, selama nutrisi yang dibutuhkan tubuh tercukupi dan tidak menumpuk berlebih maka bisa saja menurunkan berat badan namun belum tentu menyehatkan jika tidak mempertimbangkan kondisi metabolisme tubuh setiap orang.