JAKARTA - Alyssa Abidin adalah salah satu aktris muda yang terhitung baru dalam industri film. Memulainya dari sejumlah film pendek, Alyssa kemudian dipercaya untuk bergabung dalam sejumlah produksi film layar lebar.
Setelah beberapa tahun menggeluti dunia akting, Alyssa Abidin dipercaya untuk menjadi pemeran utama dalam film Kuyang: Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai. Ia berperan sebagai Sriatun, seorang istri yang mengikuti suaminya untuk pindah tugas di pedalaman.
“Sebelumnya aku sama sekali gak tahu tentang Kuyang, tapi aku tahu hantu seperti. Ini hantu khas yang kepala dengan isi yang terbang, susah dilupakan dan sesuatu yang berbeda. Setelah riset footage, menarik juga pas tahu udah banyak juga warga lokal yang membahas dan ini terinspirasi dari novel yang cukup viral,” kata Alyssa Abidin kepada VOI.
Wanita kelahiran 17 Agustus itu merasa perbedaan karakternya sebagai Sriatun sangat berbanding terbalik dengan dirinya dalam keseharian. Ia mengaku sebagai pribadi yang lebih ramai dan suka mengobrol sementara Sriatun adalah sosok yang pendiam.
Ia justru baru merasakan persamaan dengan Sriatun setelah syuting film Kuyang selesai. Diketahui, saat Alyssa menjalani promosi film ini, Alyssa sedang mengandung anak pertamanya.
“Aku baru tahu karena ketika kita hamil kita jadi jauh lebih sensitif, panca indera kita, pendengaran kita lebih sensitif dan karena banyak yang bilang rentan secara emosional dan ada yang percaya ibu hamil harus dilindungi karena dia lebih itu makanya kenapa Sri banyak digangguin teror mistis," kata Alyssa.
"Itu yang aku rasain juga dari panca indera, mual jadi gampang dan mungkin sensitivitas terhadap hal lebih tinggi,” jelas Alyssa tentang kehamilannya.
Film Kuyang merupakan kolaborasi Alyssa Abidin dengan Aenigma Pictures. Menurutnya, film ini menjadi perkembangan bagi keduanya sebagai kolaborator mulai dari tema cerita hingga proses produksi yang berkesan bagi Alyssa.
“Yang buat film ini beda karena temanya sendiri itu masih jarang. Kalau bicara film horor indonesia pasti kuntilanak, tuyul, tapi ini menambah referensi. Aku suka cerita daerah, cerita rakyat yang hanya ada di Indonesia dan mungkin di daerah lain gak ada," ujarnya.
"Aku suka ide film mencoba mengangkat cerita rakyat dengan drama hubungan keluarga sepasang suami istri yang harus menghadapi teror, yang membuat aku semangat yang berbau Indonesia dan membumikan cerita-cerita rakyat,” tutur aktris 28 tahun tersebut.
Alyssa menjelaskan, ia tumbuh dengan mengenal berbagai budaya Indonesia yang membuatnya mendalami dunia tari sejak kecil. Hal itu membawanya untuk tertarik dalam mengeksplor budaya Indonesia dalam medium layar lebar sehingga kesempatan untuk memerankan film Kuyang tidak disia-siakannya.
BACA JUGA:
“Aku banyak belajar nari daerah karena aku suka banget hal yang berbau indonesia. Dari kecil, aku suka nari dan gak cuma satu daerah jadi aku coba mempelajari karenamenurutku menarik banget dan ternyata terpakai karena beberapa proyek film membutuhkan skill nari. Karena sering latihan nari, kalo adegan syuting itu jadi lebih enak,” ujarnya.
“Di sisi lain, banyak pengalaman berkesan karena kebetukan ini peran utama pertama kali pasti scene lebih banyak dan di lokasi lebih panjang itu dan itu ketahanan fisik dan mental diuji secara emosional terima. Syuting horor itu kan jamnya dibalik bayangin orang tidur kita harus siap, itu berkesan,” kata Alyssa.
Kolaborasi Seni Tari dan Akting
Bagaimana bisa bertemu seni peran setelah menggeluti tari? Ternyata hal ini dimulai tiga tahun lalu ketika ia berperan dalam film pertama Aenigma Pictures. Sejak itu, ia mulai aktif mencari kesempatan untuk berakting dalam film.
“Seni peran! Dasarnya memang teater dari kecil dari aku masuk SMP itu masuk kelas teater jadi setiap tahun hobiku terhadap seni peran selalu dilatih di seni panggung. Aku masuk dunia film justru baru dan pengalaman baru disuruh tinggal di satu daerah. Jadi itu sih yang aku rasain perbedaan di panggung dan di kamera,” katanya.
“Aku juga bisa melihat perkembangan Aenigma sebagai PH dan mereka melihat perkembangan aku sebagai aktor. Jauh lebih siap, dari proses sebelum syuting banyak persiapan yang detail depan kamera, reading yang cukup intensif, olah tubuh, riset dengan narasumber,” jelas Alyssa lagi.
Menariknya, Alyssa juga merupakan seorang guru yoga. Ia mengungkap bahwa kegiatan yoga itu dipilih ketika pandemi, namun bermula dari keisengan, Alyssa justru semakin merasakan manfaat yoga dalam karier aktingnya.
“Ternyata menambah olah tubuh jadi makin enak. Adegan horor seperti kerasukan atau kayang kayak di trailer, itu sesuatu yang sudah aku biasa lakukan. Terus sutradaranya minta aku kasih opsi bentuk kerasukan yang unik dan aku bisa. Aku jadi senang dan beruntung karena banyak mengolah tubuh,” kata Alyssa.
Alyssa Abidin ingin terus mengeksplor perannya dalam dunia akting. Ia sangat terbuka dengan berbagai kesempatan dan selalu punya keinginan untuk mendalami karakter untuk waktu yang panjang.
“Kenapa aku pilih ada di sini karena aku senang dengan seni perannya dan itu yang membuat aku setia dari kecil sama seni peran. Menurutku seni peran itu, bisa mengembangkan aku secara individu, secara kepribadian dan semoga aku dapat kesempatan main peran lain dengan proses pendalaman yang cukup diperhatikan misal kita syuting, yang asik justru proses sebelum syuting seperti pendalaman karakter, riset, build chemistry sama pemain lain yang selalu aku tunggu,” kata Alyssa Abidin.
Dalam film ini, Alyssa melakoni salah satu adegan kesurupan yang cukup meyakinkan. Bagi wanita berusia 28 tahun ini adegan kesurupan itu menjadi salah satu pengalaman yang menarik.
Alyssa yang juga seorang instruktur yoga mengaku kalau ia memasukan gerakan yoga dalam adegan kesurupan itu.
"Proyek yang bikin aku nggak sia-sia belajar yoga. Jadi aku memang instruktur yoga. Awlanya aku nggak mengira akan membantu," kata Alyssa Abidin.
"Cuma tiba-tiba mas Yongki kayak, 'kamu adegan ini kasih adegan berbeda dong'. Sesuatu yang orang lain nggak kepikiran. Jadi itu sebenarnya posisi yoga," sambungnya.