JAKARTA - Artis Livi Ciananta berhasil memulai debutnya di genre film aksi dengan berperan sebagai Bonnie di film berjudul Bonnie yang merupakan garapan rumah produksi Tawang Khan Production dengan beradu akting bersama Ariyo Wahab hingga Nadila Ernesta. Film Bonnie sendiri sudah bisa ditonton di seluruh bioskop Indonesia sejak 29 Februari.
Dalam sebuah wawancara eksklusif bersama VOI, Livi mencoba menceritakan awal mula perjalanan karirnya di dunia akting hingga tantangan keluar dari zona nyamannya sebagai seorang introvert demi bisa meniti karir di dunia entertainment khususnya seni peran.
Livi menceritakan kalau awal mula keinginannya terjun ke dunia akting karena pengaruh dari kedua orangtuanya yang sudah terjun lebih dulu di dunia ini. Di mana ia masih ingat benar ketika diajak oleh kedua orangtuanya ikut dalam proses syuting hingga pemotretan menjadi seorang model.
“Jadi terjun di dunia entertainment itu kayaknya karena dulu lihat papa mama sudah ada di entertainment lebih dulu. Jadi waktu kecil mungkin sering lihat mereka syuting atau mungkin modeling dan segala macam terus jadinya aku merasakan menarik dunia ini. Cuma aku nggak menekuni dari dulu sih, aku baru kepikiran untuk masuk ke entertainment setelah lulus kuliah justru. Jadi setelah lulus kuliah aku nggak meneruskan sesuai yang aku ambil waktu kuliah, aku malah ambil kelas akting dan aku langsung coba learning by doing di iklan-iklan,” kata Livi Ciananta di Kantor VOI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Selain itu, memiliki ketertarikan dalam menikmati film dan ingin merasakan menjadi seorang pemain film menjadi motivasi lain bagi wanita berusia 25 tahun ini. Akhirnya hal ini yang semakin meyakinkan Livi untuk mengambil kelas akting demi mengasah kemampuan yang selama ini sudah ia impikan.
“Nah itu dia mungkin aku pikir rasanya tersugesti melihat orangtua dulu kan, terus aku juga suka nonton film terus, pernah nggak sih kalau lagi nonton film pas sudah nonton merasa seperti pemainnya? Jadi, pas kayak gitu aku merasa, ‘kayaknya asik gue beneran berperan dalam suatu film atau apapun itu’,” imbuhnya.
“Jadi, itu yang akhirnya menggerakkan aku untuk take action sampai ambil kelas akting karena aku merasa mungkin ini salah satu skill yang aku punya karena aku pribadi aku merasa aku nggak punya skill yang terlalu gimana banget, makanya aku coba asah dengan kelas akting itu dan mencoba fokus di dunia akting itu, seni peran,” jelasnya.
Meski begitu, Livi mengakui kalau dunia akting bukan menjadi pilihan pertamanya sebagai bidang yang ingin ia tekuni. Ia bahkan pernah terpikir untuk menjadi seorang Polisi Wanita alias polwan, namun semakin ke sini, ia semakin sadar bahwa kemampuannya bukan di sana, begitu pula dengan bidang seni lainnya seperti menyanyi atau presenter.
“Ya pengennya sih jadi orang sukses aja sih sebenarnya. Mau jadi manusia baik. Karena memang agak aneh, kalau dulu waktu kecil paling pernah pengen jadi polwan cuma kayak lihat sekarang kayaknya berat ya? Jadi, nggak ada yang terlalu spesifik sih,” tutur Livi.
“(Kalau) musisi nggak mungkin, nggak bisa main musik, suara hancur. Presenter nggak mungkin juga karena kayaknya aku masih harus banyak belajar public speaking dan aku orangnya kebetulan bisa dibilang introvert jadi energi gampang habis. Kalau misalnya jadi MC dan presenter harus ketemu sama banyak orang ya, itu kan draining jadi memang fokus langsung ke akting,” jelasnya.
Untungnya memiliki orangtua yang sudah berpengalaman di bidang yang sama dengannya memudahkan jalan Livi untuk meraih impiannya tersebut. Meski pada awalnya wanita lulusan Universitas Padjadjaran ini diminta untuk berfokus pada pendidikan sebelum akhirnya meraih keinginannya menjadi aktor.
BACA JUGA:
“Jadi, sebenarnya dulu waktu remaja, waktu SMP, SMA gitu aku sempat nanya pengen dong ikutan syuting juga, tapi cuma orangtua aku bilang 'kayaknya kamu belajar dulu aja deh', karena mungkin lebih tahu ya di lingkungan syuting ketika di masa sekolah itu seperti apa jadi akhirnya mereka bilang, 'sudah kamu selesaikan sekolah dulu, nanti setelah selesai sekolah baru nanti kamu putuskan, kamu mau jadi apa',” pungkasnya.
“Ya udah ternyata, tadinya aku kan ambil kuliah hukum, aku pikir ‘oh aku mau jadi notaris nih’, tapi ternyata di pertengahan jalan ‘wah nggak masuk nih, gue nggak mampu nih’, terlalu berat dihukum ternyata. Sudah akhirnya setelah lulus aku baru kayak ‘oh ya udah di entertainment aja’, kita terus yang tadinya nggak mulai,” beber Livi.
Hadapi Konsekuensi dan Keluar dari Zona Nyaman
Ketika pertama kali terjun ke dunia entertainment, Livi mengaku bahwa ia sudah mempertimbangkan semua konsekuensi yang harus dihadapi ketika statusnya berubah menjadi seorang public figure. Salah satunya adalah dikenal oleh banyak orang yang di mana itu sangat bertolak belakang dengan prinsip hidupnya yaitu menjunjung tinggi privasi.
Tetapi dengan seiring berjalannya waktu, akhirnya Livi mencoba menyadari dan beradaptasi dengan tanggung jawabnya yang baru yaitu sebagai seorang public figure dan menganggap itu sebagai konsekuensi yang harus ia jalankan dari pilihan yang ia buat.
“Kalau sebenarnya, kalau senggol-senggolannya aku nggak terlalu memikirkan ya, karena aku berpegang teguh pada kalau rezeki itu nggak akan ketukar. Tapi yang jadi pertimbangan aku kemarin adalah ketika aku tahu masuk ke dunia entertainment itu kita akan menjadi public figure, nah itu yang berat buat aku,” jelas Livi.
“Karena aku tipe orang yang bisa dibilang cukup menjunjung tinggi privasi, jadi aku agak susah untuk sharing, dalam arti, aku punya sosial media pun aku jarang post story. Jadi paling itu yang bikin aku berat untuk menyesuaikan. Tapi pada akhirnya ketika aku sudah memilih jalan ini, itulah konsekuensi atau bagian yang harus aku jalankan juga, ya it's ok,” katanya.
Melihat hal ini menyadarkan Livi untuk kembali belajar dan memaksakan diri agar bisa keluar dari zona nyamannya sebagai seorang introvert. Meski menjadi sebuah tantangan tersendiri, Livi mengatakan kalau banyak bertanya kepada orang-orang di sekitarnya untuk menjadi seorang public figure.
Diakui oleh Livi sebelumnya bahwa ini menjadi sebuah perkara yang cukup berat baginya. Tak jarang ia mencoba meyakinkan dan mendorong diri sendiri untuk bisa melewati ini agar bisa terus berkarya di dunia akting karena ia menyadari bahwa pencitraan menjadi sebuah hal penting di bidang yang ia tekuni.
“Jadi memang aku banyak nanya sama orang, masukkan ke orang kayak 'ini gimana caranya supaya aku bisa aktif di sosial media?' Dan bisa fanservice ya? Walaupun merasa belum punya fans juga cuma karena sebagai public figure itu pun aku kepada diri pribadi sama aku sering kayak mengingatkan diri 'lu sudah mulai di bidang ini, lu harus paham kebutuhannya seperti apa, ayolah mulai aktif di sosial media’,” cerita Livi.
“Karena memang pada awal aku kepilih film Bonnie aku tuh followers instagram nya cuma 3000 dan aku nggak aktif sama sekali, biasa banget. Cuma ternyata branding itu penting kan? Pada akhirnya dalam fokusnya aku dibantu juga sama tim promosi membantu aku untuk meningkatkan quality dari sosial media aku, sampai akhirnya dibantu membuat konten, sampai akhirnya punya sekarang punya 50 ribu followers yang memang perlu mereka tuh supaya mereka tetap aware dengan adanya aku di industri ini,” paparnya.
Walau begitu, putri sulung dari 5 saudara ini mengatakan kalau ia semakin jatuh cinta dengan profesi sebagai seorang aktor. Pasalnya, melalui dunia akting, Livi merasa bisa mengenal jati dirinya sendiri lebih jauh lagi yang mungkin belum pernah ia alami sebelumnya.
“Jatuh cinta saya jelas. Karena aku suka ternyata dengan seni peran karena aku menganggap akting itu, seni peran adalah wadah aku untuk mengenal diri aku lebih jauh. Dengan aku main di film Bonnie aku sebagai orang yang jago bermain film bela diri aku nggak tahu ternyata aku bisa bela diri. Aku nggak tahu ke depannya, ketika aku memerankan orang lain lagi, skill apa yang bisa aku keluarkan dari diri aku ini. Jadi aku senangnya kayak gitu belajar akting,” katanya.
Oleh karena itu Livi ingin selalu mencoba hal baru dalam profesi keaktorannya ini. Ia sudah berencana untuk memainkan sebuah karakter yang memiliki kepribadian yang jauh berbeda dengan karakter aslinya. Menurut Livi hal ini bisa membantu ia untuk mengeksplorasi lebih jauh kemampuan akting yang ia miliki.
“Kalau di film aku pengen banget main di luar genre action, aku pengen banget main genre yang gila. Terserah sih genre-nya apa, tapi aku pengen dapat karakter yang aku jadi orang yang nggak normal jadi kayak bisa dibilang kayak Harley Quinn, itu kan, aneh-aneh gitu kan. Nah aku ingin banget dapat peran yang kayak gitu sih. Aku pengen dapat karakter yang menantang gitu sih,” jelasnya.
“Karena aku merasa ya lebih menantang karena aku suka menantang karakter. Itu aku pengen saja. Karena kalau akting yang kayak mungkin mirip mirip yang kayak aku lagi takutnya aku nggak bisa eksplore. Jadi aku pengen karakter yang jauh atau bahkan belum pernah ditemui sebelumnya, aku pengen aja, baru,” pungkas Livi menutup wawancara dengan VOI.