Bagikan:

YOGYAKARTA – Belum lama ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan larangan penggunaan lemak trans dalam makanan di Indonesia. Larangan ini sudah diikuti lebih dari 50 negara di dunia, termasuk beberapa negara anggota ASEAN seperti Singapura dan Thailand. Lantas apa itu lemak trans yang dilarang WHO? Yuk, simak informasi selengkapnya berikut ini.

Apa itu Lemak Trans yang Dilarang WHO?

Lemak trans merupakan salah satu jenis lemak jenuh. Lemak ini dapat dijumpai dalam jumlah kecil pada daging sapi, kambing, dan produk dairy, seperti susu atau keju.

Akan tetapi, saat ini banyak industri pangan yang  memproduksi lemak trans buatan (sintetis) dengan cara menambahkan zat hidrogen pada minyak sayur atau minyak goreng.

Menyadur laman AI-Care, lemak trans sintetis kerap ditambahkan dalam makanan yang sudah diolah. Lemak ini akan mengeras pada suhu kamar. Dalam makanan kemasan, lemak trans sering kali dicantumkan sebagai hydrogenated atau partially hydrogenated.

Mengonsumsi lemak trans bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Oleh sebab itu, disarankan untuk tidak mengonsumsi lebih dari 2 persen total energi harian dari lemak trans.

Anda dapat mengindari dampak negatif lemak trans dengan cara membatasi asupan makanan olahan seperti margarin dan makanan dalam kaleng.

Apa Contoh Makanan yang Mengandung Lemak Trans?

Lemak trans bisa dijumpai dalam berbagai produk makanan dan tidak terbatas pada makanan yang digoreng saja.

Beberapa contoh makanan yang mengandung lemak trans antara lain:

  • Makanan yang dipanggang: beberapa jenis kue seperti kue kering, kue pai, dan biskuit mengandung shortening yang terbuat dari miyak terhidrogenasi parsial atau lemak trans.
  • Camilan: camilan umumnya mengandung lemak trans. Kendati popcorn bisa menjadi camilan sehat, banyak jenis popcorn kemasan yang mengandung trans fat.
  • Kue dengan frosting: frosting dan krim siap saji juga bisa menjadi sumber lemak trans.
  • Makanan yang digoreng: makanan yang digoreng dengan teknik deep frying seperti kentang goreng, donat, dan ayam goreng mengandung lemak trans dalam jumlah yang tinggi.
  • Krimer dan margarin: krimmer dan margarin juga bisa mengandung minyak sayur yang terhidrogenasi parsial.

Apa Dampak Lemak Trans untuk Kesehatan?

Lemak trans termasuk jenis lemak yang berbahaya bagi kesehatan. Sebab, dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (Low Density Lipoprotein/LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik (High Density Lipoprotein/HDL).

Lemak trans bahkan lebih berbahaya ketimbang lemak jenuh. Hal ini karena lemak jenuh hanya meningkatkan kadar LDL tanpa memengaruhi kadar HDL.

Kadar lemak trans yang terlalu tinggi di dalam darah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner (PJK) dengan menyebabkan penyumbatan pembuluh darah. Perlu diingat, penyakit jantung korener merupakan penyebab utama kematian di Indonesia.

Penting untuk diperhatikan bahwa konsumsi lemak trans tidak boleh lebih dari 2 persen dari total energi harian. Bila asupannya lebih dari itu, lemak trans bisa memicu penyakit jantung, terutama pada orang dewasa.

Tak hanya itu, lemak trans juga bisa menganggu konversi asam lemak esensial linoleate menjadi arakidonat dalam proses sintesis lemak tubuh. Gangguan ini bisa berdampak pada sistem reaksi enzimatik dalam metabolisme lemak dan berpotensi memengaruhi perkembangan sistem saraf pusat.  

Demikian informasi tentang apa itu lemak trans yang dilarang WHO. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.