Demi Jaga Kesehatan, Pahami 5 Alasan Harus Kurangi Makanan yang Digoreng
Ilustrasi makanan yang digoreng (Unsplash/Joshua Hoehne)

Bagikan:

JAKARTA – Salah satu hambatan bagi kesehatan adalah apa yang kita makan. Supaya kesehatan tetap terjaga, kita perlu mempertimbangkan apa-apa saja yang bisa dikonsumsi. Terutama memilih bagaimana cara makanan diolah.

Pengolahan makanan yang umum dilakukan ialah direbus, dikukus, ditumis, dan digoreng. Nah, bagaimana jika ternyata makanan yang digoreng dan dikonsumsi tanpa rem bisa menyebabkan kesehatan menurun? Karena itu, Anda perlu memahami bahwa 5 alasan ini penting untuk jadi pertimbangan.

1. Menyimpan ekstra kalori

Bahan makanan mengandung kalori dan digoreng akan melipatgandakan jumlah kalori. Misalnya, menggoreng kentang yang nyatanya mengandung kalori perlu dipertimbangkan. Belum lagi minyak bisa mencuri mineral alami dan oksidan yang dibutuhkan tubuh.

2. Makanan digoreng meningkatkan kolesterol

Risiko ini berkaitan dengan jenis minyak yang digunakan. Jika minyak sudah dipakai berkali-kali, meski jenis minyak nabati bisa terhidrogenasi sehingga mengandung lemak trans. Lemak trans bisa meningkatkan kolesterol dalam tubuh dan risiko penyakit jantung serta stroke.

3. Bisa berubah jadi ‘racun’ bila dipanaskan dengan suhu tinggi

Semakin panas suhu menggoreng makanan yang dikonsumsi, semakin berpotensi menyebabkan peningkatan stres oksidatif pada tubuh. Ini bisa memicu intoleransi glukosa, kerusakan protein, hipertensi, hingga kolesterol tinggi.

4. Nutrisi makanan yang digoreng menurun

Saat digoreng, struktur nutrisi akan teroksidasi dan tingkatnya menurun. Berubah warna menjadi kuning keemasan bukan jaminan makanan mengandung nutrisi maksimal.

Pada makanan yang tinggi karbohidrat, ketika digoreng dengan suhu tinggi akan menghasilkan akrilamida. Akrilamida adalah karsinogen yang berkaitan dengan sel kanker. Jadi, perlu mengurangi makanan yang digoreng supaya memperkecil potensi terkena kanker.

5. Lemak trans memicu berbagai penyakit

Banyak peneliti dan studi membuktikan bahwa lemak trans memberi peluang datangnya penyakit. Jenis lemak ini meningkatkan risiko pengerasan arteri atau aterosklerosis, peradangan tubuh, resistensi insulin, penyakit autoimun, dan penyakit Alzheimer. Dilansir Listovative, lemak trans juga meningkatkan kadar kolesterol jahat atau LDL.

Hampir semua jenis makanan yang digoreng terasa enak dan gurih. Tetapi, penting untuk membatasi mengolah dan mengonsumsi makanan yang digoreng.