JAKARTA - Dokter spesialis gizi klinik, Maria Ingrid Budiman, sp.GK mengatakan, pasien COVID-19 khususnya yang melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah, wajib menghindari makanan yang mengandung gula, garam dan minyak.
Kandungan ini berpotensi mengakibatkan peradangan di dalam tubuh.
"Semua yang mengandung gula, baik dari makanan atau minuman manis. Itu bikin parah risiko peradangan. Ada abon atau dendeng yang dimasak pakai gula, penggunaan kecap manis juga itu tinggi gula," kata dr Ingrid dilansir dari Antara, Jakarta, Jumat, 9 Juli.
Selain itu, pasien juga wajib menghindari asupan minyak berlebih yang didapat dari makanan yang digoreng, sup, bakso, bahkan sayuran yang dimasak dengan proses tumis.
"Sup kan ada yang banyak minyaknya, bakso juga kadang-kadang orang ditambahin lemak sapi, itu kan memperparah peradangan, makanan yang digoreng itu atau gorengan, tinggi banget kandungan lemaknya," kata dokter lulusan Universitas Hasanuddin Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Gizi Klinik tersebut.
BACA JUGA:
Saat orang tidak napsu makan, cenderung untuk memilih hidangan dengan rasa yang gurih. Padahal menurut dr Ingrid, dalam sehari orang hanya boleh mengonsumsi satu sendok teh garam saja.
"Yang harus kita hindari itu sebenarnya kandungan natriumnya. Kandungan garam itu bisa kita temukan di buah kalengan, karena pengawetnya pakai natrium. Soda kue juga tinggi natrium, walaupun itu kue manis," kata dia.
Selama isoman, kebanyakan pasien memesan makanan cepat saji melalui jasa pesan antar. Tak hanya itu, rekan-rekan dari pasien juga cenderung mengirimkan makanan dan minuman yang dapat meningkatkan napsu makan.
Akan tetapi, hal yang sering dilupakan oleh pasien dan juga orang terdekat adalah pentingnya kebutuhan gizi seimbang yang harus terpenuhi. Oleh karenanya, sebisa mungkin pasien COVID-19 memasak makanan sendiri.
"Kalau pesannya nasi ayam bakar ya kurang aneka ragamnya. Kalau beli sayur jadi, paling sayurannya satu atau dua lembar. Sayur, buah, protein itu harus tercukupi," kata Ingrid.