Bagikan:

JAKARTA - Melupakan sosok yang membuat Anda terobsesi adalah hal sulit, tetapi ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengendalikan pikiran dan perilaku obsesif. Ketika merasa terpaku atau tergoda melihat akun media sosialnya, segera ambil langkah mengendalikan pikiran Anda. 

Cobalah alihkan perhatian dengan melakukan hal-hal yang Anda sukai dan produktif, atau menulis. Mungkin perasaan Anda seolah tak akan pernah berakhir, tetapi Anda tidak perlu khawatir. Segalanya akan membaik seiring berjalannya waktu.

Akui Pikiran Anda

Langkah pertama adalah sadari saat Anda memiliki pikiran obsesi. Mengidentifikasi dan mengenali pikiran obsesi dapat membantu Anda mulai mencari cara untuk mengelolanya. Cobalah tidak menghakimi diri sendiri atas pemikiran ini. Sebaliknya, catat pola-pola tersebut ketika muncul dan pergi, lalu perhatikan pola-pola berbahaya yang muncul.

Alihkan perhatian dan fokus kembali

Sekarang setelah mengidentifikasi kapan pikiran-pikiran obsesi tersebut muncul. Langkah selanjutnya yaitu melakukan aktivitas yang bisa membuat pikiran Anda sibuk dan menjauhi pikiran-pikiran obsesi akan orang yang dimaksud.

Anda dapat melakukan apa saja mulai dari hobi baru hingga olahraga secara rutin, membaca, atau menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman dan keluarga yang membuat Anda tetap membumi. Kuncinya adalah menemukan sesuatu yang Anda sukai dan memerlukan perhatian penuh.

Tetapkan Batasan

Menetapkan batasan untuk diri sendiri bisa jadi menantang, tetapi penting jika Anda memiliki obsesi. Jika obsesi menyebabkan Anda terus-menerus menguntit media sosialnya atau mengirim pesan kepada orang tersebut, tetapkan batasan yang jelas guna mencegah hal ini. Batasi waktu yang Anda habiskan di media sosial, misalnya, atau istirahat total dari media sosial jika perlu.

Jurnal

Menulis jurnal adalah latihan katarsis yang memaksa Anda menghadapi pikiran dan perasaan. Menuangkan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan bukan hanya cara terapeutik untuk memprosesnya. Ini membantu Anda memahami emosi sendiri dengan lebih baik dan mendapatkan perspektif tentang mengapa Anda mungkin memiliki pikiran obsesif ini.

Cari bantuan

Kebanyakan orang cenderung tertutup terhadap pikiran obsesif. Menyimpan pikiran ini secara diam-diam sampai akhirnya pikiran obsesif mengambil alih hidup. Setelah menyadari bahwa Anda telah membentuk pola pemikiran obsesif tentang seseorang, berbicara dengan teman atau keluarga yang bisa dipercaya dapat memberi Anda perspektif yang sangat dibutuhkan untuk menyadari bahwa pemikiran tersebut dapat berbahaya.

Meskipun teknik ini dapat membantu, namun mungkin tidak langsung berhasil atau dalam setiap situasi. Strategi-strategi ini tidak cukup jika pemikiran obsesif mengganggu kemampuan Anda untuk menikmati bagian lain kehidupan.

Maka, mungkin inilah saatnya untuk menghubungi terapis yang ahli dalam membantu orang dewasa mengatasi obsesi dan berpikir berlebihan, kata Ivy Ellis, LCSW, terapis kesehatan mental dan pemilik di Emphatic Counseling Center, dilansir dari Very Well Mind, Selasa, 5 Maret.