Review Film Munkar: Teror Mematikan dalam Kesunyian
Film Munkar (Instagram @munkarfilm)

Bagikan:

JAKARTA - Rumah produksi MD Entertainment kembali merilis film horor terbaru mereka berjudul Munkar yang disutradarai oleh Anggy Umbara dan dimainkan oleh Adhisty Zara. Film ini sendiri sudah bisa ditonton mulai hari ini, Rabu, 7 Februari di bioskop-bioskop di Indonesia.

Secara garis besar, Munkar menceritakan mengenai seorang anak baru bernama Herlina (Ratu Sofya) yang baru satu bulan dimasukkan orangtuanya ke dalam pesantren. Selama tinggal di pesantren, Herlina hanya memiliki satu orang teman yaitu Ranum (Adhisty Zara).

Sayangnya, Herlina yang belum terbiasa dengan kehidupan pesantren malah membuat teman-teman satu kelasnya ikut mendapat hukuman seperti dirinya. Hal ini yang akhirnya membuat Obi (Saskia Chadwick) dan kedua temannya merasa kesal hingga akhirnya merundung ia hingga berunjung pada kematian Herlina.

Semenjak saat itu, Herlina mulai meneror seluruh isi pesantren mulai dengan teror mencekam hingga kematian para santriwati lainnya.

Alur cerita di dalam film ini dibangun secara perlahan-lahan, setiap tokoh diceritakan mengenai latar belakang mereka alasan dimasukkan ke dalam pesantren sehingga penonton dibuat mengerti setiap karakter dan perilaku yang mereka tampilkan di film ini.

Poin penting di dalam film ini ialah meski film ini masuk ke dalam kategori film horor namun tidak semerta-merta menunjukkan jumpscare seperti film horor lainnya. Dari awal hingga akhir , film ini full memberikan ketegangan yang seakan penonton tidak berikan kelonggaran untuk bernafas.

Uniknya, ketegangan ini dibuat secara pelan-pelan dengan tenang. Tidak perlu menggunakan efek suara yang berlebihan dan hanya menggunakan visual sudah membuat penonton cukup ketakutan dengan cerita film ini.

Berhasil membuat penonton bertaubat di film Siksa Neraka, kini sutradara Anggy Umbara kembali berhasil membuat ketakutan penontonnya untuk beribadah khususnya salat. Pasalnya Anggy seakan membawa sebuah teror baru dalam film horor khususnya film yang mengangkat agama muslim di mana teror tersebut belum pernah terbayangkan sebelumnya.

Keberhasilan film ini tidak lepas dari para pemainnya yang totalitas dalam melakoni perannya. Seperti Adhisty Zara yang berhasil membuat penonton pangling dengan penampilannya sebagai wanita berhijab dan pembawaannya yang halus cukup membuat penonton lupa dengan sosok asli Zara yang ceria di kehidupan aslinya.

Ratu Sofya sebagai salah satu tokoh utama juga berhasil membuat film ini hidup dengan ucapan serta ekspresi senyum khasnya yang membuat penonton terus terngiang-ngiang hingga keluar dari studio.

Selain itu, plot twist yang diberikan di dalam film ini tentu saja tidak bisa ditebak sejak awal film. Penonton seakan dibuat terkecoh dengan cerita lain yang diungkapkan di atas cerita yang sesungguhnya sehingga tidak bisa ditebak plot twist dari film ini.