YOGYAKARTA - Menstruasi memang menjadi sesuatu hal yang baru dan wajib banget di cermati bagi kaum wanita yang menginjak remaja. Karena ini merupakan siklus dan tanda bahwa wanita sudah mulai bisa berreproduksi. Namun jangan lengah karena ada masalah menstruasi pada remaja yang serius. Lantas, Seperti apa?
Siklus datang bulan yang wajar berlangsung tiap 21–35 hari dengan lama haid kurang lebih 4–7 hari. Tetapi terkadang, siklus datang bulan ini dapat terganggu. Kendala datang bulan dapat berbentuk perdarahan haid yang sangat banyak ataupun sangat sedikit, siklus haid tidak teratur, haid berlangsung lebih dari 7 hari, tidak datang bulan lebih dari 3 bulan, ataupun malahan tidak sempat haid sama sekali.
Kendala datang bulan pula dapat diiringi dengan keluhan berat, semacam perih serta kram parah, sampai tekanan mental menjelang menstruasi.
Masalah Menstruasi Pada Remaja
Tidak hanya bisa menggangu aktifitas tiap hari, beberapa tipe gangguan haid butuh diwaspadai sebab bisa tingkatkan resiko permasalahan kesuburan. Gangguan haid yang umum berlangsung bisa dibagi jadi 5 tipe, yakni:
1. Amenorea
Amenorea dibagi jadi 2, yakni amenorea primer serta sekunder. Amenorea primer merupakan keadaan di mana seseorang perempuan sama sekali belum alami haid sampai 16 tahun.
Sedangkan itu, amenorea sekunder merupakan keadaan di mana seseorang perempuan umur produktif yang tidak lagi hamil, namun pernah haid sebelumnya, berhenti memperoleh haid selama 3 bulan ataupun lebih.
Kedua tipe amenorea ini mempunyai pemicu yang berbeda. Amenorea primer bisa diakibatkan oleh kelainan genetik, kendala otak yang mengendalikan hormon haid, ataupun permasalahan pada indung telur (ovarium) ataupun rahim.
Sedangkan itu, pemicu amenorea sekunder yakni:
- Kehamilan
- Menyusui
- Menopause
- Penurunan berat badan yang berlebihan
- Penyakit tertentu, seperti penyakit tiroid, polycystic ovarian syndrome (PCOS), dan tumor otak di bagian kelenjar pituitari atau hipofisis
- Gangguan rahim, seperti miom atau polip dalam rahim
- Stres berat
- Efek samping obat-obatan, seperti kemoterapi dan antidepresan
- Penggunaan kontrasepsi, seperti pil KB, KB suntik, dan IUD
Tidak hanya itu, kekurangan gizi ataupun malnutrisi serta olahraga yang kelewatan pula dapat mengakibatkan perempuan alami amenorea.
BACA JUGA:
2. Menorrhagia
Menorrhagia merupakan gangguan haid berbentuk keluarnya darah haid secara kelewatan ataupun dalam jumlah terlampau banyak, sehingga mengusik aktifitas sehari-hari. Perihal ini termasuk durasi haid yang berlangsung lebih dari haid normal, yaitu lebih dari 5–7 hari.
Perempuan dengan kendala haid menorrhagia bakal hadapi beberapa keluhan berikut:
- Mengeluarkan terlalu banyak darah dari vagina, sehingga harus mengganti pembalut tiap jam
- Harus menggunakan dua pembalut untuk menampung perdarahan
- Harus bangun untuk mengganti pembalut saat tidur
- Mengalami gejala anemia, misalnya lemas, pucat, atau sesak napas
- Mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah selama lebih dari satu hari
Menorrhagia dapat diakibatkan oleh bermacam perihal, mulai dari pergantian pola makan, kerap berolahraga, kendala hormon, peradangan ataupun infeksi di Miss V serta leher rahim, gangguan tiroid, miom serta polip di rahim, gangguan pembekuan darah, sampai kanker rahim ataupun kanker serviks.
3. Dismenorea
Dismenorea merupakan keadaan di mana perempuan alami perih dikala haid, biasanya pada hari awal serta kedua haid. Gejalanya berbentuk nyeri ataupun kram di perut bagian dasar yang terus berlangsung serta terkadang menyebar sampai ke punggung bawah dan paha. Rasa perih tersebut pula dapat diiringi sakit kepala, mual, serta muntah.
Dismenorea dapat terjalin sebab kandungan hormon prostaglandin yang besar dikala hari awal haid. Setelah beberapa hari, hormon ini hendak menurun kadarnya serta membuat perih haid turut mereda. Perih haid tipe ini umumnya bakal mulai berkurang bersamaan bertambahnya umur ataupun sehabis melahirkan.
Tidak hanya karena hormon prostaglandin, dismenorea pula dapat terjadi sebab terdapatnya kelainan sistem reproduksi perempuan, semacam:
- Endometriosis
- Miom rahim
- Kista atau tumor di rahim
- Radang panggul
- Penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim (IUD)
Berbeda dengan dismenorea yang normal terjadi sebab kenaikan hormon prostaglandin, dismenorea sebab penyakit tertentu umumnya bakal berlangsung lebih lama serta terus menjadi memburuk bersamaan bertambahnya umur.
4. Premenstrual dysphoric disorder (PMDD)
Menjelang haid, tidak sedikit perempuan alami nyeri ataupun kram perut ringan, sakit kepala, diare, serta keluhan psikologis, semacam pergantian mood, merasa takut, risau, sampai gampang emosi. Tanda-tanda yang timbul mendekati tiba bulan ini disebut dengan PMS ataupun premenstrual syndrome.
Tetapi, bila indikasi PMS yang dialami lumayan berat sampai mengusik kegiatan sehari-hari, maka keadaan ini disebut PMDD. Tidak hanya nyeri haid yang diiringi sakit kepala, indikasi PMDD dapat berbentuk risau, sulit tidur, makan kelewatan, susah konsentrasi, tekanan mental, merasa lemas serta tidak bertenaga, sampai timbul ide ataupun kemauan buat bunuh diri.
Pemicu PMDD serta PMS belum diketahui secara pasti. Tetapi, keadaan ini diprediksi terjadi sebab adanya kelainan zat kimia di otak yang mengendalikan mood. Salah satu zat kimia ini merupakan serotonin.
Tidak hanya itu, ada sebagian perihal yang diprediksi ikut berfungsi dalam munculnya keadaan ini, seperti:
- Faktor keturunan
- Kelebihan berat badan
- Jarang berolahraga
- Penyakit tiroid
- Konsumsi alkohol dan penggunaan obat-obat terlarang
Buat memastikan pemicu kendala haid, dibutuhkan serangkaian pengecekan oleh dokter. Pengecekan ini meliputi peninjauan riwayat haid, pengecekan raga, dan uji penunjang berbentuk uji darah, sampai USG, histerosalpingografi, serta MRI.
Sebagian pengecekan lain yang bisa jadi dilakukan buat menemukan pemicu kendala haid yakni pap smear, biopsi rahim, serta histeroskopi.
Penanganan buat tiap jenis kendala haid berbeda, bergantung pada penyebabnya. Oleh karena itu, Kalian dianjurkan periksakan diri ke dokter guna memperoleh penanganan yang cocok. Penanganan kendala haid dapat berbentuk pemberian obat-obatan sampai pembedahan.
5. Oligomenorea
Oligomenorea merupakan keadaan kala seseorang perempuan tidak sering sekali alami haid, ialah bila siklus menstruasinya lebih dari 35–90 hari ataupun menemukan haid kurang dari 8–9 kali dalam kurun waktu setahun.
Oligomenorea kerap dirasakan anak muda yang baru merambah pubertas serta perempuan yang merambah masa menopause. Kendala haid ini ialah akibat dari kegiatan hormon yang lagi tidak normal di masa-masa tersebut.
Di samping itu, terdapat sebagian hal lain yang bisa jadi jadi pemicu oligomenorrhea, di antara lain:
- Penggunaan kontrasepsi hormonal, seperti pil KB atau KB suntik
- Sering melakukan olahraga atau aktivitas fisik berat
- Gangguan ovulasi
- Penyakit tertentu, seperti diabetes, penyakit tiroid, dan sindrom polikistik ovarium (PCOS)
- Gangguan makan, seperti anoreksia nervosa dan bulimia
- Masalah psikologis, seperti stres dan depresi
- Efek samping obat-obatan tertentu, seperti antipsikotik dan antiepilepsi
Jadi setelah mengetahui lima masalah menstruasi pada remaja, simak berita menarik lainnya di VOI, saatnya merevolusi pemberitaan!