7 Makanan Fermentasi Khas Indonesia Selain Tempe, Ada yang Sudah Dikonsumsi Sejak Abad ke-17
Ilustrasi tempe makanan fermentasi khas Indonesia (Foto: Pixabay/mochawalk)

Bagikan:

YOGYAKARTA – Makanan fermentasi khas Indonesia yang paling umum dan mudah dijumpai oleh masyarakat adalah tempe. Makanan ini terbuat dari kacang kedelai yang difermentasi dengan ragi.

Tempe sudah dikenal masyarakat Jawa sejak berabad-abad lalu. Sebagaimana termaktub dalam Serat Centhini yang ditulis pada abad ke-19.

Dalam naskah tersebut diceritakan dalam kurang lebih di lima jilid dari total 12 jilid Serat Centhini.

Dalam Serat Centhini tercantum naskah yang menceritakan sambal tempe, tempe goreng, dan tempe bacem.

Selain itu, dalam naskah tersebut juga terdapat cerita tempe mentah yang dikisahkan disantap bersama kecambah dan sambal yang dibuat dari perutan kelapa.

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut sederet makanan fermentasi khas Indonesia selain tempe.

Makanan Fermentasi Khas Indonesia

  1. Tapai singkong

Tapai singkong adalah camilan yang terbuat dari ubi kayu alias singkong. Singkong yang dapat diolah menjadi tapai adalah singkong manis yang berwarna putih atau kuning.

Proses fermentasi ubi kayu menjadi tapai biasanya dilakukan di dalam keranjang bambu yang diberi alas daun pisang dan difermentasi pada suhu ruang selama dua sampai lima hari.  

  1. Peuyeum

Peuyeum adalah makanan yang mirip dengan tapai singkong. Peuyeum dan tapai singkong sama-sama terbut dari ubi kayu.

Dalam pembuatan peuyeum, singkong dibiarkan utuh, hanya dipotong bagian pangkal dan ujungnya, kemudian dikupas. Setelah dicuci dan direndam sebentar, ubi kayu utuh kemudian direbus hingga setengah masak.

Setengah masak artinya sudah siap disantap, tetapi belum betul-betul lunak dan belum pecah-pecah.

Untuk proses fermentasinya, seluruh permukaan singkong yang sudah setengah masak dilumuri ragi.

  1. Brem

Brem merupakan makanan fermentasi yang kerap dijadikan sebagai buah tangan. Camilan tradisional ini berasal dari Madiun dan Wonogiri.

Brem mempunyai tekstur yang padat dan akan meleleh saat berada di mulut. Brem memiliki rasa manis da nada sensasi meletup-meletup saat mengenai lidah.

Makanan fermentasi khas Indonesia yang satu ini terbuat dari beras ketan atau air tapai ketan yang difermentasi dengan ragi. Proses fermentasi akan menciptakan rasa brem yang khas.

  1. Tauco

Tauco adalah salah satu produk fermentasi kedelai. Bumbu bercita rasa khas ini sangat luas dikenal dari ujung utara Sumatra hingga seluruh Pulau Jawa. Kepopuleran Tauco bahkan sampai Kalimantan, Sulawesi, dan pulau-pulau lain.

Proses fermentasi pada bahan dasar pembuat tauco menghasilkan rasa, warna, aroma, dan tekstur yang pas untuk bumbu penyedap makanan.

  1. Oncom

Makanan fermentasi khas Indonesia yang satu ini berasal dari Tanah Sunda. Proses fermentasi oncom diperoleh dari campuran kapang, yang dicampur dengan sisa bungkil kacang tanah, ampas tahu, atau ampas kelapa yang difermentasi hingga tahap spora.

Oncom diperkirakan sudah dikonsumsi masyarakat Jawa Barat sejak abad ke-17.

  1. Dadiah

Dadiah adalah makanan khas Minangkabau yang terbuat dari fermentasi susu kerbau. Proses fermentasinya dilakukan di dalam bambu yang ditutupi daun pisang. Dadiah bisa juga disebut yoghurt versi tanah Minang.

Proses fermentasi dadiah membutuhkan waktu sampai dua hari. Dadiah siap disantap jika sudah menggumpal. Dadiah umumnya dinikmati dengan ampiang.

  1. Calo

Calo adalah makanan fermentasi yang terbuat dari udang calo atau udang rebon. Hidangan ini sangat populer di Bangka Belitung.

Udang rebon difermentasi menggunakan gula dan garam dan disimpan dalam wadah tertutup. Calo kerap dijadikan sebagai sambaol cocolan untuk ikan bakar.

Demikian informasi tentang makanan fermentasi khas Indonesia. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan para pembaca setia VOI.ID.