Bagikan:

JAKARTA - Syakir Daulay harus dihadapkan dengan permasalahan karena video promosi film yang dibuat seakan-akan membacakan teks proklamasi. Publik pun geram dan video itu dinilai melecehkan momen sakral kemerdekaan.

Beberapa orang yang tergabung dan menamakan diri sebagai Relawan Indonesia Bersatu (RIB) melihat ada tiga faktor yang membuat Syakir Daulay dinilai melecehkan momen proklamasi.

"Pertama, meniru Bapak Proklamator kita dalam isi kontennya. Kedua, memparodikan teks proklamasi yang kita anggap itu sakral, teks proklamasi ini menjadi sadar kita merdeka,” kata Ferry Razali kepada awak media di Polda Metro Jaya, Kamis, 31 Agustus.

“Ketiga, pembacaan kontennya. Di dalam kontennya, saat pembacaan jomblowan-jomblowati yang dia sampaikan, itu latar belakang background-nya para pahlawan," lanjutnya.

Bukan hanya sekedar parodi, anggota Relawan Indonesia Bersatu itu merasa apa yang ditampilkan Syakir Daulay sebagai sebuah pelecehan.

"Konten ini bukan hanya parodi, tapi penghinaan, pelecehan terhadap proklamator, teks proklamasi dan para pahlawan," ujar Ferry Razali.

Lebih lanjut, dikatakan pula bahwa terdapat sejumlah bukti yang bisa menguatkan laporan kepolisian terhadap Syakir Daulay.

"Ini bukti dari Instagram dia, sampai sekarang belum dihapus. Kemudian ada juga komentar-komentar netizen yang semua mengecam, tidak ada yang membela," ujar Lisman Hasibuan, anggota RIB lainnya.

Sebagai efek jera atas perbuatannya, RIB meminta Syakir Daulay tak hanya meminta maaf, namun juga mencium bendera Indonesia.

"Ya kalau bisa dia meminta maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa tidak mengulangi lagi dan cium aja bendera Indonesia kan gitu," ujar Lisman Hasibuan.

"Semoga ini menjadi efek daripada dia sendiri dan para pembuat konten bisa lebih kritis bila ingin membuat konten yang baik lah jangan sampai menghina atau membuat konten-konten yang merugikan dirinya sendiri," tandasnya.