Bagikan:

JAKARTA - Kasus infeksi Human Metapneumovirus atau HMPV tengah mengalami peningkatan yang signifikan di China. Hal ini terjadi lima tahun pasca pandemi COVID-19 dan menjadi perhatian otoritas kesehatan di seluruh dunia.

Mengutip dari Cleveland Clinic, pada Jumat, 3 Januari 2025, HMPV adalah virus RNA untai tunggal negatif yang termasuk dalam keluarga Pneumoviridae dengan genus Metapneumovirus. Virus ini menyerang saluran pernapasan, yang cukup berisiko pada tubuh.

HMPV pertama kali ditemukan pada tahun 2001 lalu, oleh sekelompok peneliti di Belanda. Mereka mengidentifikasi dalam sampel aspirasi nasofaring yang diambil dari anak-anak yang mengalami infeksi saluran pernapasan akibat patogen yang sebelumnya tidak dikenal.

Virus ini lebih banyak menyerang anak-anak, tetapi tidak menutup kemungkinan dialami oleh orang dengan kelompok usia lainnya. Virus ini cenderung aktif selama musim dingin hingga awal musim semi.

Di China, virus ini memang mengalami pelonjakan selama musim dingin, tepatnya pada 16-22 Desember 2024 lalu, dikutip dari Reuters. Sebagian besar orang yang terpapar di China berada di bawah usia 14 tahun.

Untuk gejalanya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Tiongkok (CDC China) telah mencatat sejumlah gejala yang kerap ditemui. Mulai dari batuk hingga demam, yang akan berisiko komplikasi jika seseorang mengalami penyakit penyerta sebelumnya.

“Gejala-gejalanya meliputi batuk, demam, hidung tersumbat, dan mengi. Kasus yang parah dapat mengakibatkan bronkitis atau pneumonia, terutama di kalangan bayi, orangtua, dan individu dengan sistem kekebalann tubuh yang lemah,” pernyataan CDC China.

Penyebaran virus ini terjadi melalui droplet atau aerosol dari batuk atau bersin. Virus juga bisa tersebar melalui kontak dekat atau paparan pada lingkungan yang sudah terkontaminasi.

Sementara itu, pengobatan antivirus atau vaksin untuk HMPV hingga saat ini belum ditemukan. Penanganan virus ini lebih berfokus pada pengurangan gejala dan pencegahannya, seperti dengan memakai masker di tempat umum, menjaga jarak sosial, sering mencuci tangan, hingga menerapkan gaya hidup sehat.