Bagikan:

JAKARTA - Susu kambing etawa terbukti memiliki keunggulan dibanding susu sapi, seperti lebih kaya akan nutrisi, rendah alergi, dan lebih mudah dicerna oleh tubuh.

Oleh karena itu, tidak heran jika sejumlah orang memilih mengonsumsi susu kambing etawa sebagai alternatif susu sapi, khususnya bagi mereka yang alergi susu sapi dan inteloransi laktosa.

Minum susu kambing etawa secara rutin juga memberikan beragam khasiat untuk kesehatan tubuh. Melansir dari Food Scienece & Nutrition, susu kambing dapat mendorong kekuatan sistem imun, meningkatkan kesehatan pencernaan, mendukung penyimpanan zat besi, mengatasi peradangan, hingga baik untuk kesehatan tulang karena tinggi kalsium.

Namun, untuk memperoleh manfaatnya tersebut dengan optimal, perlu untuk mengonsumsi susu kambing etawa secara rutin dan mengikuti aturan. Salah satunya adalah memiliki susu kambing etawa yang sudah melalui proses pasteurisasi, untuk menjamin kebersihannya.

Pasteurisasi adalah metode pemanasan susu pada suhu tertentu untuk membunuh kuman dan memperlambat pertumbuhan mikroba. Pasteurisasi biasanya dilakukan pada suhu 62 sampai 90 derajat celcius selama 10 sampai 15 detik.

Susu kambing mentah yang tidak dipasteurisasi berpotensi mengandung bakteri yang dapat menyebabkan penyakit serius pada manusia, salah satunya keracunan makanan. Risiko juga akan lebih besar terutama jika diminum oleh bayi, anak kecil, remaja, ibu hamil, lansia, hingga orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.

Oleh karena itu, penting untuk minum susu kambing etawa yang sudah dipasteurisasi dan secukupnya saja. Adapun porsi minum susu kambing etawa yang disarankan adalah tidak lebih dari 200 mililiter per hari, baik sebelum makan atau sesudah makan.

Batasan ini harus diterapkan karena susu kambing mengandung lebih banyak kalori dan lemak per sajian, dibandingkan jenis susu lainnya. Mengonsumsi terlalu banyak kalori dan lemak bisa menyebabkan kenaikan berat badann berlebih.

Hindari juga mencampurkan susu kambing etawa dengan bahan makanan lainnya. Pencampuran susu dengan bahan lain bisa berinteraksi dengan cara tidak terduga, sehingga bisa memicu alergi, mengurangi penyerapan nutrisi, mengganggu pencernaan, hingga memperburuk kondisi kesehatan.