Bagikan:

JAKARTA - JAKARTA - Tiga finalis Miss Universe Indonesia 2023 (MUID) yang menjadi korban atas dugaan pelecehan seksual saat body checking (pemeriksaan tubuh) kembali dimintai keterangannya oleh penyidik Polda Metro Jaya.

Melissa Anggraini sebagai kuasa hukum pelapor menyatakan bahwa pemanggilan terhadap para korban dalam rangka proses penyidikan oleh pihak kepolisian.

“Sebelumnya mereka semua sudah memberikan keterangan pada pemeriksaan penyelidikan waktu itu. Dan hari ini kembali mempertegas keterangan-keterangan saat itu,” kata Melissa Anggraini saat ditemui di Polda Metro Jaya pada Selasa, 29 Agustus.

Kepada penyidik, para korban mengungkap kondisi psikis mereka setelah laporan terhadap PT Capella Swastika Karya sebagai pemegang lisensi MUID dilayangkan.

“Bahwa pihak-pihak (terlapor) ini memang membuat kesan dan membuat sikap yang dirasakan oleh korban ini memojokkan dan menekan korban,” ujar Melissa Anggraini.

Disebut pula bahwa para korban harus mendapat pendampingan dari psikolog atas permasalahan yang dihadapi.

“Terkait pendampingan psikologis itu sudah dilakukan LPSK, sudah ada hasilnya. Bahkan tadi di salah satu klien kami turun berat badan yang sangat drastis, sulit makan, dan sebagainya. Itu adalah dampaknya, itu juga sudah akan diserahkan ke LPSK nantinya sebagai bukti,” katanya.

Kuasa hukum terlapor juga mempermasalahkan respon Poppi Capella atas permasalahan ini. Ia menyebut pihaknya sudah melaporkan apa yang diperbuat mantan National Director MUID itu kepada penyidik.

“Bisa dilihat dari laman resmi IG MUID, owner yang waktu tanggal 12 Agustus sudah dicabut lisensinya, tapi masih menggunakan dan mengatasnamakan MUID. Itu sempat kami sampaikan (ke penyidik),” katanya.

Melissa Anggraini mengaku belum ada komunikasi dari pihaknya dengan penyelenggara MUID. Dengan tidak adanya permohonan maaf dari pihak penyelenggara, ia merasa para korban yang dilecehkan justru menjadi disudutkan.

“Jangankan investigasi, permohonan maaf sampai saat ini tidak ada. Justru yang mereka lakukan ini menyudutkan para korban karena yang mereka tampilkan hanya orang-orang yang tidak melaporkan,” tutur Melissa Aggraini.

“Ini kan cukup membuat mereka seolah-olah sedang di-framing, bahwa yang mereka lakukan ini lebay, bahwa body checking itu tidak wajar, ini yang kami ingin luruskan kembali,” pungkasnya.