Bagikan:

YOGYAKARTA – Jika Anda rutin melakukan meditasi setiap pagi atau sebelum tidur, ternyata tak hanya bermanfaat pada mental tetapi juga pencernaan. Temuan ini dibuktikan dan diterbitkan dalam British Medical Journal’s General Psychiatry.

Profesor dan ketua microbiome manusia di Rutgers Robert Wood Johnson Medical School, Martin J. Blaser, MD., menganggap bahwa meditasi setidaknya dua jam sehari bisa jadi faktor penentu adanya komposisi mikrobioma sehat dalam usus pencernaan. Meskipun ahli gastroenterologi, Emeran Mayer, MD., tidak yakin meditasi sebagai satu-satunya faktor pencernaan sehat.

Secara umum, jumlah bakteri tertentu yang lebih tinggi berhubungan dengan tingkat depresi, kecemasan, dan penyakit kardiovaskular lebih rendah. Penelitian ini melibatkan 19 biksu dan 37 umat Buddha dari biara-biara di pegunungan Tibet ke laboratorium di Shanghai. Dalam penelitiannya, peneliti memeriksa komposisi mikrobioma dalam feses, yang mana jadi penanda kesehatan usus mereka.

meditasi bermanfaat untuk kesehatan pencernaan
Ilustrasi meditasi bermanfaat untuk kesehatan pencernaan (Freepik)

Penelitian ini telah dilakukan dengan baik, catat Profesor Blaser. Namun banyak faktor yang mesti diteliti lebih lanjut untuk memperketat batasan kontrol dan menemukan manfaat meditasi dalam kesehatan usus pencernaan.

Kesehatan usus pencernaan ditentukan oleh populasi bakteri yang beragam dan kuat. Perut juga menghasilkan banyak zat untuk melawan penyakit, mengelola peradangan, dan mengatur suasana hati. Jadi banyak pakar meneliti kaitan antara pikiran-usus.

“Ternyata mikroorganisme benar-benar dapat menangkal efek berbahaya dari makanan, obat-obatan, hormon dalam tubuh kita, baik yang masuk dari luar maupun diproduksi di dalam tubuh kita,” Ian Smith, MD, penulis terlaris dan kepala penasihat medis untuk probiotik dilansir Well+Good, Selasa, 11 Juli.

meditasi bermanfaat untuk kesehatan pencernaan
Ilustrasi meditasi bermanfaat untuk kesehatan pencernaan (Freepik/stockking)

Kesehatan pencernaan juga dikaitkan dengan obesitas, diabetes, penyakit hati, kanker, dan bahkan penyakit neurodegeneratif. Namun pakar juga menjelaskan bahwa definisi “usus sehat” tidak bisa digeneralisir karena dapat bervariasi setiap orang. Dokter Mayer mengatakan, masuk akal bahwa meditasi bisa berdampak positif pada mikrobioma usus. Banyak bukti yang menunjukkan bahwa stres dapat mendatangkan malapetaka pada usus. Karena saat stres, sistem saraf simpatik aktif. Aktivasi itu mengubah lingkungan tempat mikroba hidup, termasuk aliran darah, kontraksi, produksi lendir, dan masih banyak lagi.

Neurotransmiter tertentu, seperti norepinefrin, dapat masuk ke usus dan memodifikasi ekspresi gen mikroba. Ini akhirnya sebagai tanda bahwa dalam kondisi stres, mikrobioma usus berubah. Sedangkan relaksasi dengan meditasi, menurunkan tegangan dan reaktivitas sistem saraf simpatik.

Penelitian lain juga membuktikan bahwa praktisi meditasi yang makan vegan memiliki prevalensi bakteri menguntungkan yang lebih tinggi. Meditasi membantu mengatur respons stres, sehingga menekan kondisi peradangan kronis dan mempertahankan usus yang sehat.

Mayer merekomendasikan, gaya hidup sehat harus dibiasakan. Seperti menjalankan pola makan ramah mikrobioma dan meditasi setengah jam setiap hari. Ini yang mungkin bisa dicerap dari penelitian-penelitian ilmiah yang masih perlu dibuktikan secara aktual.