Bagikan:

YOGYAKARTA – Saling kontak mata ternyata bukan suatu hal yang sederhana. Dengan melemparkan tatapan mata, maka ‘kehadiran’ seseorang dirasakan oleh orang lain. Seperti pepatah yang dikenal bahwa “mata adalah jendela jiwa”, seperti halnya kecanggungan, kegugupan, bahkan rasa hormat terpancar lewat mata.

Dalam keheningan pun, atau hanya berbicara lewat tatapan, seseorang bisa saling berkomunikasi. Menurut profesor jurnalisme dan behavioral specialist, Gregg Levoy, orang yang duduk berhadapan dan bertukar kontak mata, mereka sedang saling berbicara.

Hewan juga melakukan hal yang sama, kontak mata yang berkelanjutan seringkali merupakan bentuk agresi, dominasi, bahkan ancaman. Kadang kita juga beranggapan bahwa menatap mata lawan bicara itu tidak sopan. Tetapi pernahkan merasakan bahwa kontak mata terputus saat kata-kata tersendat atau terhenti? Atau ketika Anda merasa takut dan menundukkan kepala enggan menatap mata? Bagi orang yang berbohong, menatap mata juga sebuah tantangan sangat besar.

kontakn mata untuk berelasi dengan orang lain
Ilustrasi kontak mata untuk berelasi dengan orang lain (Freepik)

Berbeda dengan ikatan ibu-anak dan sepasang orang yang sedang jatuh cinta, kontak mata berkelanjutan berarti mereka saling memperhatian dan ingin terhubung. Ada pula perbedaan antara orang Timur, termasuk di Indonesia, dengan orang Eropa dan Amerikan yang lebih tegas soal tatapan mata. Secara neurologis, kontak mata cenderung meningkatkan stress pada orang dengan autism, kecemasan sosial, dan PTSD masa kanak-kanak.

Penelitian menunjukkan, orang asing dan pasangan romantis akan merasa lebih dekat, lebih percaya, dan lebih berempati satu sama lain setelah tatapan yang dalam. Melansir Psychology Today, Senin, 3 Juli, beberapa bukti menunjukkan bahwa kontak mata yang lama dapat membantu dua sistem saraf terhubung, ini memacu pelepasan oksitosin dan feniletilamin yang dianggap sebagai “bahan kimia cinta”.

Dengan kontak mata, kita mempersiapkan berbagai keadaan mental dengan orang lain, menciptakan suatu bentuk yang disebut entrainment. Proses entrainmen terjadi di mana individu menyinkronkan gerakan mereka dengan orang lain, membawa pengalaman yang sangat memuaskan. Setiap profesi menyebut proses ini dengan cara berbeda-beda. Kalau musisi menyebutnya alur, tentara menyebut langkah kunci, sedangkan kekasih menyebutnya pada gelombang yang sama. Entrainment berbicara tentang bermacan medan kekuatan, korespondensi yang dihasilkan antara dan di antara orang-orang tanpa sepatah kata pun diucapkan.

Seorang fisikawan, David Bohm, dialog adalah aliran makna yang mengalir melalui dan di antara orang-orang, dan aliran itu tidak harus berupa kata-kata. Namun, karena tujuan berkomunikasi adalah membuka jalan bagi keheningan dari saling kontak mata, tampaknya “kehadiran” membutuhkan kata-kata sebagai validasi.