Bagikan:

YOGYAKARTA – Anak melakukan kesalahan dan itu merupakan hal yang normal. Respons anak ketika melakukan kesalahan mungkin berbeda-beda. Tak jarang anak menghindari kontak mata dan tertawa meringis ketika kesalahannya dikoreksi. Kejadian ini kerap membingungkan bagi orang tua. Karena merasa khawatir dan bertanya-tanya, apakah sudah benar caranya menegur anak? Apakah ditegur akan membuat hatinya sakit? Apakah tertawa menggambarkan tak salah dan berbagai pertanyaan lain yang dibantu dijawab oleh pakar perkembangan anak Claire Lerner, LSCW-C..

Orang dewasa, atau orang tua, paling tertantang ketika menginterpretasikan perilaku anak melalui kacamata logika. Seorang anak tertawa dan bertindak seolah tidak peduli dengan kesalahan apa yang mereka lakukan, mungkin menggiring Anda berasumsi bahwa si buah hati tak berempati. Tetapi tunggu, banyak anak yang pada dasarnya sangat sensitif. Mereka akan merasa malu, tertawa, melarikan diri, menghindari kontak mata, yang merupakan mekanisme koping. Meskipun ini tidak diterima secara sosial, tetapi dengan cara ini membuat lega dari banjir emosi yang sulit.

alasan anak menghindari kontak mata saat melakukan kesalahan
Ilustrasi anak menghindari kontak mata (Freepik)

Secara kognitif, anak-anak tahu mereka telah melakukan sesuatu yang tidak dapat diterima. Pada kondisi ini, mereka belum memiliki keterampilan untuk menghentikan diri dari bertindak berdasarkan dorongan hati mereka. Mereka terlibat dalam segala macam penghindaran untuk mengalihkan stres dan tidak nyaman. Dengan begitu, mereka mengatasi perasaannya dengan cara yang mereka pahami.

Situasi ini juga bisa memicu anak untuk bereaksi kasar, seperti mempermalukan Anda atau lepas kendali. Melansir Psychology Today, Selasa, 2 Mei, ketika otak anak dibanjiri emosi, mereka tidak dapat berpikir jernih sehingga tidak ada koreksi yang efektif pada saat itu. Jadi alih-alih memberikan ceramah panjang tentang batasan, lebih baik memberikan tanggung jawab pada anak atas tindakan mereka dan merenungkan kesalahannya.

alasan anak menghindari kontak mata saat melakukan kesalahan
Ilustrasi anak menghindari kontak mata (Freepik)

Lantas apa yang perlu dilakukan ketika anak menghindari arahan, koreksi, atau penjelasan batasan dari orang tua? Jelas Lerner, jika anak Anda tertawa, menjulurkan lidah, menutup telinga, abaikan saja. Karema memberi tahu dia untuk berhenti atau memintanya menghentikan membuat pertahanan semakin kuat. Lebih penting lagi, buat mereka merasa aman terlebih dahulu baru mengatakan sesuatu dengan penuh kasih.

Anda perlu mendiskusikan perilaku anak dalam situasi yang tenang. Karena dorongan alami orang dewasa menggunakan logika, maka memberikan pelajaran saat emosi anak kacau tidak akan diterima secara jernih. Selanjutnya, ceritakan kronologi secara detail dan pastikan kalau Anda bermaksud membantu, bukan menggurui. Jangan lupa, hindari menghakimi dan menceritakan kronologi untuk mempermalukan. Lalu, berikan pilihan untuk meminta maaf serta bertanggung jawab dan memperbaiki tindakannya.