Teknologi AI Bisa 'Hidupkan' Musisi Korea yang Sudah Meninggal: Curi Perhatian Sekaligus Kontroversial
Televisi (Murai .HR/Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Penggunaan Artificial Intelligence atau AI di dunia musik Korea Selatan mencuri perhatian. Penerapan teknologi ini pada musisi yang sudah meninggal dunia menimbulkan kontroversi.

Saluran televisi SBS membuat sebuah program baru berjudul Competition of the Century: AI vs Human. Acara ini mempertemukan penyanyi dari AI melawan manusia.

Pada episode pertamanya, penyanyi Kim Kwang Seok tampil dalam format AI untuk pertama kalinya dalam 25 tahun. Mendiang Kim Kwang Seok yang meninggal pada tahun 1996 menyanyikan lagu I Miss You dari Kim Bum Soo lengkap dengan suara aslinya.

Sebelumnya pada Desember 2020, saluran televisi Mnet membuat acara spesial One More Time dengan menggunakan AI. Mereka menghadirkan beberapa penyanyi kenamaan Korea Selatan yang sudah meninggal dunia, seperti Turtle Man yang menyanyikan lagu Start Over dari Gaho yang merupakan soundtrack drama Korea Itaewon Class. Dalam acara ini, penyanyi Kim Hyun Sik juga dihadirkan untuk mengenang 30 tahun kepergiannya.

Tak sampai di situ. Pada konser akhir tahun New Years Eve 2020 grup K-pop BTS juga tampil bersama versi AI dari mendiang penyanyi Shin Hae Chul. Lalu, di acara Mnet Asian Music Awards (MAMA) 2020, mereka juga tampil bersama versi AI dari Suga yang masih menjalani pemulihan cederanya.

Mengapa Menggunakan AI?

Kehadiran AI di Korea Selatan bukanlah hal baru. Beberapa waktu lalu, agensi SM Entertainment pernah membuat konser musikal School of Oz dengan menggunakan teknologi ini. Namun, beberapa waktu belakangan banyak penyanyi yang sudah meninggal dunia tampil kembali dalam versi AI. Ini yang jadi masalah. 

Melansir CNN International, Nam Sang moon selaku produser SBS memikirkan ide ini setelah ia menonton pertandingan Go antara Lee Se-dol melawan program AI bernama HanDol di tahun 2019.

Saat itu, Lee memenangkan satu dari tiga pertandingan melawan HanDol tetapi kemudian ia memilih pensiun dari kompetisi ini karena menganggap AI adalah wujud yang tidak dapat dikalahkan.

Sementara itu, untuk penampilan musisi, mereka mencoba mengikuti perkembangan teknologi dan mempersingkat waktu. Hal tersebut diutarakan Choi Hee Doo, co-founder Supertone yang menangani penampilan BTS dengan Shin Hae Chul.

Supertone adalah perusahaan asal Korea Selatan yang didirikan pada tahun 2020. Perusahaan ini berfokus pada penggunaan AI sebagai pembuat konten.

“Contohnya, BTS yang sedang sibuk saat ini dan akan sulit jika mereka tidak bisa berpartisipasi karena masalah waktu. Jadi jika BTS menggunakan teknologi kami ketika membuat gim atau audio buku atau mengisi suara animasi, seumpamanya, mereka tidak perlu datang merekam secara langsung,” kata Choi Hee Doo.

Cara kerja Supertone dalam memanfaatkan AI adalah, sistem akan mencoba 100 lagu dari 20 penyanyi sebelum diberikan lagu-lagu Kim Kwang Seok untuk dipelajari. Selain itu, ada Ock Joo Hyun - leader girlgroup Fin.K.L - yang akan menjadi percobaan tes mesin AI.

Penuh Kontra di Tengah Masyarakat

Penyanyi Kim Kwang Seok meninggal dunia di usia 31 tahun pada 1996. Dia berada di puncak kepopuleran melalui sejumlah lagu seperti A Letter From a Private dan Song of My Life.

Di tengah kepopuleran itu, tubuh Kim Kwang Seok ditemukan tidak bernyawa di rumahnya. Polisi menyebut Kim Kwang Seok mengalami depresi dan memilih mengakhiri hidupnya. Pernyataan ini dibuat berdasarkan kesaksian sang istri.

Tetapi hingga satu dekade kemudian, penggemar menduga kematian Kim Kwang Seok disebabkan karena sang idola dibunuh. Hingga saat ini, penggemar juga masih berkumpul di sebuah jalan dekat rumah masa kecilnya di kota Daegu.

Ketika SBS mengumumkan mereka menggunakan AI untuk membuat Kim Kwang Seok hadir di televisi, penggemar pun terbagi dua kubu. Pertama,  mereka yang terkesan dengan video teaser-nya senang bisa menyaksikan Kim Kwang Seok lagi di televisi.

Sementara pihak lainnya menganggap teknologi dapat menimbulkan ancaman yang perlu dikelola di bawah regulasi. Mereka juga mempertanyakan legalitas penggunaan suara Kim Kwang Seok. Apakah dilindungi hak cipta?

Pihak SBS menjawab, mereka mendapat izin dari keluarga Kim Kwang Seok untuk memproduksi ulang suara sang penyanyi. SBS membayar biayanya dan bagian dari penampilannya dirilis untuk publik melalui YouTube.

Tetapi pihak SBS dan Supertone setuju untuk tidak merilis lagu apapun dari acara tersebut dalam format digital.

Potensi Bahaya

Kemampuan AI yang dapat meniru gerak dan suara seseorang patut diacungi jempol. Tetapi regulasi mengenai penggunaan AI ini bisa menciptakan tiruan identitas baru.

376 ribu orang menandatangani petisi agar pemerintah menindak tegas pembuat video deepfake yang biasa menggunakan selebritas wanita untuk konten porno atau menipu seseorang agar mengirimkan uang.

Deeptrace, peneliti dari Amsterdam menemukan 14 ribu video deepfake tersebar di tahun 2019 di mana 96 persennya berasal dari Korea Selatan dengan foto deepfake selebritas wanita.

Pemerintah pun menjawab keluhan tersebut. Pada Desember 2020, Kementerian Sains dan Informasi, Teknologi Komunikasi merilis National AI Ethical Guideline. Ini merupakan aturan mengenai penggunaan AI sebagai alat untuk kehidupan manusia dan sesuai kode etik.

Mengenai kepemilikan AI belum ditentukan secara jelas. Karena itu, pemerintah Korea Selatan diminta untuk mulai mengelola hak cipta AI demi memastikan regulasinya menjamin keamanan manusia.