JAKARTA - The Hu mengalami kebangkitan meteorik selama beberapa tahun terakhir. Band ini memberikan pandangan baru di kancah rock dengan brand folk-metal Mongolia yang mereka usung.
Sepak terjang The Hu tidak luput dari perhatian, terutama di tanah air mereka di mana Bank of Mongolia telah mengumumkan rencana untuk menampilkan mereka pada koin komemoratif terbaru.
Koin yang baru dicetak tersebut diharapkan akan diluncurkan pada bulan Februari oleh Bank of Mongolia. Perhatikan desain koin pada ilustrasi di bawah ini:
Baru-baru ini berbicara kepada Metal Hammer, multi-instrumentalis Jaya menyatakan, tidak mudah menjadi pemecah kebekuan. Biasanya, mengikuti jejak seseorang lebih mudah. The Hu bekerja keras dan bangga menjadi orang yang membuka jalan bagi band lain yang akan mengikuti jejak mereka.
"Hal yang memuaskan adalah bahwa orang-orang muda lainnya mengikuti jejak kami di Mongolia. Kami menginspirasi orang-orang ini. Jika Anda bekerja keras, segalanya mungkin. Jika Anda benar-benar menyukainya dan membayangkannya, dan bekerja untuk itu, segala sesuatunya akan terjadi. Ini adalah hal yang paling memuaskan bagi kami,” urai Jaya.
The Hu menyelesaikan tahun 2020 dengan memainkan lagu Metallica, Sad But True, tetapi menggunakan interpretasi instrumental Mongolia mereka.
"Metallica telah menjadi pengaruh dan inspirasi besar bagi kami sebagai penggemar musik dan musisi," kata band itu dalam sebuah pernyataan.
"Kami mengagumi tur 40 tahun tanpa henti mereka dan musik unik abadi yang telah mereka ciptakan. Merupakan kehormatan besar untuk menunjukkan rasa hormat dan terima kasih kami dengan merekam versi Sad But True dalam bahasa kami dan dalam gaya The Hu."
The Hu merupakan salah satu penampil musik rock/metal Jogjarockarta 2020. Naik panggung pada pukul 18.20 WIB, band yang beranggotakan Nyamjantsan Galsanjamts, Galbadrakh Tsendbaatar, Temuulen Naranbaatar, dan Enkhasaikhan Batjargal tampil sekitar 45 menit.
Mereka membawakan sembilan lagu, yakni Shoog Shoog, The Same, The Gereg, Uchirtai Gurav, Yuve Yuve Yu, Wolf Totem, The Great Chinggis Khaan, Black Thunder, dan This is the Mongol.
Mengusung aliran hunnu rock, The Hu menggabungkan headbanging barat dengan musik tradisional. Band ini juga menggunakan suling serta gitar khas Mongolia.