<i>Wellness Traveling</i> Naik Peminat Setelah Pembatasan Pandemi, Tertarik?
Ilustrasi wellness traveling (Unsplash/Denys Nevozhai)

Bagikan:

JAKARTA – Berdasarkan penelitian yang dilakukan di 48 negara oleh Wellness Tourism Association menemukan bahwa 78 persen orang merencanakan liburan wellness.

Dalam laporan penelitian tersebut dikabarkan bahwa setelah pembatasan dicabut, perjalanan kebugaran jadi salah satu pilihan untuk menyembuhkan stres selama pandemi.

Baru-baru ini, survei di Inggris juga menemukan peningkatan konsumen wellness traveling sebanyak 10 persen dibanding sebelum pandemi.

Dari setengah responden mengatakan bahwa mereka ingin istirahat mengatasi tekanan mental terkait pandemi. Sebagian besar dari mereka memiliki prioritas untuk mengisi ulang energi, beristirahat, dan menjauh dari kebisingan Covid-19.

Bagaimana konsep traveling yang berbasis kesehatan fisik dan mental serta mendekatkan diri dengan alam untuk mencapai wellness ini?

Wellness traveling adalah aktivitas liburan yang berorientasi menjaga kesehatan fisik dan mental.

Konsep ini bukan hal baru, karena beberapa aktivitas mendekatkan diri dengan alam telah dilakukan sejak ratusan tahun lalu dengan tujuan mencapai wellness.

Wellness berkaitan dengan pengembalian rasa agar tetap normal, tetap manusiawi serta berkesadaran penuh. Efeknya cukup besar bagi kesehatan fisik, karena kesehatan mental berelasi erat dengan kesehatan fisik bukan?

Dalam penelitian yang lain, naiknya peminat wellness traveling sejalan dengan merebaknya destinasi one-stop destination. Ini disebabkan banyak orang menjadi malas reservasi berbagai macam tiket untuk masuk destinasi satu ke destinasi selanjutnya.

Pun juga merebaknya isu lingkungan secara global yang akhirnya banyak orang memilih satu destinasi namun bisa merasakan berbagai macam sensasi.

Konsep wellness sendiri mengubah industri, termasuk industri makanan, tempat tinggal hingga traveling.

Asal-usul wellness sendiri, mengutip dari Global Wellness Institute dipahami dengan Ayurveda pada 3.000 hingga 1.500 sebelum masehi. Merupakan sistem holistik yang dicatat dalam Weda, tujuannya menciptakan harmoni antara tubuh, pikiran dan jiwa.

Dalam lingkup yang paling dikenal, praktik yoga dan meditasi merupakan representasi dari konsep wellness.

Dalam pengobatan tradisional China juga mengenal konsep wellness, ini dipengaruhi Taoisme dan Budha. Perspektif holistik menerapkan pencapaian kesejahteraan dan kesehatan sehingga menciptakan kehidupan yang harmonis.

Dalam tradisi era Yunani Kuno dan Romawi Kuno juga mengenal konsep wellness. Hingga abad 19, gerakan medis dan para intelektual baru mendalami filosofi spiritual dalam praktik medis.

Berlanjut ke abad 20, yang disebut sebagai ‘bapak gerakan kebugaran’ seperti Dr. John Travis, Don Ardell, Dr. Bill Hetter menciptakan model kesehatan secara komprehensif.

Dari perkembangan konsep tersebut di atas, perkembangan dalam berbagai industri –termasuk industri traveling yang memiliki tujuan harmonisasi tubuh, pikiran, dan jiwa. Tertarik melakukan perjalanan wellness setelah pembatasan usai?